Oleh : Moch Zainuddin Qomari “Kader Cilikan”
Akhir akhir ini banyak sekali diskusi yang membahas berapa jumlah warga Muhammadiyah? Ini menjadi menarik karena mendekati pemilu hitung menghitung jumlah anggota menjadi penting demi suksesnya suatu pemilihan.
Bahkan tidak cuman untuk pemilu saja tapi ketika ada warga Muhammadiyah yang tidak berjodoh dengan warganya sendiri, ini menjadi tantangan tersendiri dan menjadi pertanyaan apakah mereka yang tidak berjodoh dengan sesama kader bisa mengarahkan keturunannya untuk menjadi anggota muhammadiyah.
Tulisan ini saya buat untuk merefleksikan bahwa jumlah warga Muhammadiyah itu hanya dihitung melalui mereka yang NBM ( Nomor Baku Muhammadiyah ) atau mereka yang memang selalu peduli dengan Muhammadiyah tetapi belum punya NBM atau bahkan beberapa ada yang tidak mau membuat NBM
Warga Muhammadiyah adalah yang punya NBM
Nah menarik, administratif pada sebuah organisasi itu penting untuk menunjukan eksistensi dari sebuah organisasi, kadang untuk menunjukkan bahwa Organisasi tersebut memiliki kegiatan dan juga menunjukan berapa jumlah anggotanya.
Mengingat bahwa Muhammadiyah adalah salah satu Organisasi yang paling tertib Organisasi maka menjadi penting untuk memiliki database yang rapi mengenai anggota dan anggota pun ikut peduli memiliki NBM.
Tidak banyak dari kita kadang masih malu-malu untuk menunjukan jati diri kita sebagai warga muhammadiyah dengan memiliki NBM, banyak dari kita berfikir yang penting adalah kita mampu memberikan yang terbaik untuk Muhammadiyah tanpa embel-embel memiliki NBM karena memang kemauan itu bergerak tidak harus ditunjukan dengan identitas organisasi tapi dari kesiapan untuk taat dan mau bergerak untuk bermuhammadiyah.
Menurut hemat saya, menjadi warga Muhammadiyah adalah sebuah kemauan dan keharusan yang melekat, jadi penting untuk mengikat warganya memiliki NBM sebagai salah satu jati diri dan bergerak tanpa malu-malu.