oleh Pramono U Thantowi
Ada tradisi yg berubah dlm hal venue (tempat penyelenggaraan) Muktamar Muhammadiyah sejak tahun 2005.
Hingga tahun 2000, Muktamar biasanya mengambil tempat Asrama Haji di provinsi yg mjd tuan rumah. Terakhir, Muktamar ke-44 tahun 2000 bertempat di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta. Jadi panitia biasanya tinggal pinjam/sewa asrama haji, baik utk sidang2 maupun penginapan peserta.
Namun semua berubah sejak Muktamar Malang 2005. Sejak itu, Muktamar tdk lagi diselenggarakan di asrama haji, tapi di gedung milik sendiri yg dibangun megah di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah setempat. Gedung2 bernilai ratusan milyar ini umumnya juga dibangun secara mandiri. Sementara utk akomodasi, peserta biasanya diinapkan di hotel2 sekitar arena Muktamar.
Misalnya, saat mjd tuan rumah Muktamar 2005, PMW Jatim memusatkan kegiatan Muktamar di Malang. Utk sidang2, dibangun sebuah Dome di tengah kampus UM Malang yg bisa menampung hingga 10 ribu pengunjung, baik hall maupun tribun (Foto 1).
Muktamar Malang 2005 telah menetapkan standar yg tinggi. Kemegahan Dome UM Malang lantas ditiru oleh tuan rumah Muktamar2 berikutnya. Saat DIY menjadi tuan rumah Muktamar 2010, panitia membangun Sportorium di tengah kampus UM Yogyakarta dg kapasitas 5 ribu orang (Foto 2).
Begitu juga PWM Sulawesi Selatan yg mjd tuan rumah Muktamar 2015. Kegiatan Muktamar dipusatkan di Menara Iqro yg berada di tengah kampus UM Makassar. Sementara sidang2 diselenggarakan di Balai Sidang yg mjd bagian dari Menara tsb, dg kapasitas 7 ribu orang (Foto 3).
Nah, utk Muktamar 2022, kegiatan akan dipusatkan di Edutorium di kampus UM Surakarta. Gedung yg katanya mirip markas klub sepakbola Bayern Muenchen, Allianz Arena, ini mampu menampung hingga 10 ribu orang. Gedung ini sudah siap pakai sejak 2020 lalu, sesuai jadwal semula Muktamar ke-48. Gedung ini sudah dipakai sbg venue ASEAN Para Games Juli-Agustus 2022 utk bbrp cabang olahraga (Foto 4).
Dg membangun gedung2 megah sbg venue Muktamar, Muhammadiyah tampak ingin menunjukkan kebesaran dirinya, sbg salah satu ormas terbesar di Indonesia, sekaligus kemandirian organisasi ini. Selain sbg monumen, toh, gedung2 itu juga multi-fungsi. Bisa dipakai sbg pusat kegiatan mahasiswa, sewaktu2 dipakai oleh Muhammadiyah sendiri, atau juga bisa disewakan utk umum.