Oleh Fatika Sari, PK IMM Insan Kamil Universitas Muhammadiyah Kudus
Penerapan webinar dalam pendidikan dapat berperan penting dalam meningkatkan literasi obat di masyarakat era Society 5.0. Melalui webinar, institusi pendidikan dapat memfasilitasi diskusi, pelatihan, dan peningkatan kesadaran akan penggunaan obat-obatan. Sebagai contoh, pemanfaatan media ICT dalam meningkatkan mutu pendidikan di era Society 5.0 telah menjadi topik diskusi dalam berbagai seminar dan publikasi ilmiah [16][17]. Selain itu, webinar juga dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan konsep literasi obat dan pentingnya pemahaman yang mendalam akan penggunaan obat-obatan, sesuai dengan transformasi masyarakat menuju Society 5.0 [18]. Dengan demikian, webinar dapat menjadi alat efektif dalam upaya peningkatan literasi obat di masyarakat, sejalan dengan perkembangan teknologi dan transformasi masyarakat menuju Society 5.0.
Penggunaan webinar dalam meningkatkan literasi obat di masyarakat dapat didasarkan pada keinteraktifan sebagai landasan. Melalui webinar, interaksi antara pemateri dan peserta, serta di antara peserta sendiri, dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman. Sebagai contoh, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar mengenai literasi digital dengan menekankan etika berjejaring sosial, yang menunjukkan upaya untuk meningkatkan interaksi dan pemahaman masyarakat terkait isu-isu digital [19]. Selain itu, dalam konteks pendidikan, webinar juga digunakan untuk membangun karakter siswa melalui literasi digital, yang menekankan pentingnya interaksi dalam meningkatkan pemahaman dan penerapan konsep literasi di era Society 5.0 [16]. Melalui keinteraktifan yang dibangun dalam webinar, diharapkan partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan literasi obat dapat ditingkatkan secara signifikan, sejalan dengan perkembangan teknologi dan transformasi masyarakat menuju Society 5.0.
Webinar memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan media edukasi konvensional dalam meningkatkan literasi obat di masyarakat. Pertama, webinar dapat diakses secara online dari mana saja dan kapan saja, sehingga memudahkan partisipasi masyarakat yang memiliki keterbatasan waktu dan jarak [20]. Kedua, webinar dapat memfasilitasi interaksi antara pemateri dan peserta, serta di antara peserta sendiri, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman. Ketiga, konten webinar dapat digunakan kembali untuk keperluan edukasi dan promosi di masa depan. Keempat, webinar dapat membangun kesadaran akan literasi digital dan literasi obat di kalangan masyarakat, sejalan dengan perkembangan teknologi dan transformasi masyarakat menuju Society 5.0. Dengan demikian, pemanfaatan webinar dalam meningkatkan literasi obat di masyarakat memiliki potensi besar untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif, efektif, dan inklusif.
Webinar memainkan peran krusial dalam mengatasi kendala literasi obat di masyarakat. Melalui webinar, informasi kompleks seputar pengobatan dapat disampaikan secara jelas dan mudah dipahami, meningkatkan kesadaran akan keamanan pengobatan, serta membangun pemahaman dan minat masyarakat terkait peran dan manfaat obat tradisional [21][22]. Selain itu, webinar juga memfasilitasi diskusi dan tanya jawab, yang dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman peserta. Dengan memanfaatkan teknologi, webinar dapat mencapai lebih banyak pemangku kepentingan, sehingga efektif dalam menyebarkan informasi dan mendukung peningkatan literasi obat di masyarakat.
Penerapan webinar dalam konteks peningkatan pemahaman obat memiliki dampak positif yang signifikan. Melalui webinar, peserta dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terkait terapi dan pengobatan, serta mengembangkan keterampilan baru dalam hal pemahaman obat [23]. Sebagai contoh, webinar kesehatan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terkait peran dan keselamatan pengobatan, serta membangun minat untuk memahami manfaat obat tradisional [21][22]. Selain itu, penerapan literasi digital dalam webinar juga dapat membantu membangun karakter siswa dan meningkatkan pemahaman terkait penggunaan obat di era Society 5.0 [16].
Strategi efektif dalam menyampaikan informasi kompleks melalui webinar dapat meningkatkan literasi obat di masyarakat. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan media ICT, seperti video dan gambar, untuk memperjelas konsep dan memudahkan pemahaman peserta [23]. Selain itu, penggunaan bahasa yang mudah dipahami dan penyajian informasi yang terstruktur juga dapat meningkatkan efektivitas webinar dalam menyampaikan informasi kompleks. Selain itu, webinar juga dapat memfasilitasi diskusi dan tanya jawab antara pemateri dan peserta, serta di antara peserta sendiri, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman.
Integrasi IMM dalam webinar dapat menjadi strategi efektif dalam meningkatkan literasi obat di era Society 5.0. Model kolaborasi antara IMM dan lembaga pendidikan/kesehatan dapat dilakukan untuk menyelenggarakan webinar yang fokus pada literasi obat. Dalam kolaborasi ini, lembaga pendidikan/kesehatan dapat memberikan kontribusi dalam hal penyediaan materi dan narasumber, sementara IMM dapat memberikan dukungan teknis dan sumber daya yang dibutuhkan. Sistem dukungan dan sumber daya yang dibutuhkan meliputi platform webinar, perangkat teknologi, dan tenaga ahli yang terampil dalam penyelenggaraan webinar. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, webinar dapat mencapai lebih banyak pemangku kepentingan, sehingga efektif dalam menyebarkan informasi dan mendukung peningkatan literasi obat di masyarakat. Dalam konteks ini, IMM dapat berperan sebagai agen perubahan dalam meningkatkan literasi obat di era Society 5.0.
Dalam konteks ini, IMM dapat berperan sebagai agen perubahan dalam meningkatkan literasi obat di era Society 5.0, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyampaikan informasi dan memfasilitasi interaksi yang efektif. IMM, sebagai salah satu organisasi otonom dan gerakan ilmu sebagai pengembangan kemanusian, keumatan, dan kebangsaan, telah menangani berbagai isu kesehatan, termasuk terapi kesehatan mental. Dengan melalui peran kolaborasi dan sistem dukungan, IMM dapat lebih efektif dalam meningkatkan literasi obat kepada masyarakat luas, sesuai dengan tuntutan era Society 5.0 yang mengedepankan pemanfaatan teknologi untuk peningkatan kualitas hidup.
Meningkatkan literasi obat melalui webinar merupakan tantangan penting yang memerlukan langkah-langkah konkrit yang mencakup strategi implementasi, skala, pengukuran keberhasilan, dan evaluasi program. Strategi implementasi yang efektif melibatkan identifikasi target audiens, penentuan materi yang relevan, dan penyediaan platform webinar yang mudah diakses. Dalam konteks ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dapat mengadopsi strategi implementasi yang telah terbukti efektif dari lembaga pendidikan/kesehatan dan mengintegrasikannya ke dalam program-program webinar mereka. Selain itu, IMM juga perlu memastikan bahwa platform webinar yang mereka gunakan dapat menampung jumlah peserta yang besar dan menyediakan interaksi yang efektif antara narasumber dan peserta. Hal ini akan membantu dalam meningkatkan keterlibatan peserta dan memastikan pesan-pesan terkait literasi obat disampaikan dengan baik.
Pengukuran keberhasilan dan evaluasi program sangat penting untuk menilai dampak webinar terhadap literasi obat. Data mengenai jumlah peserta, tingkat pemahaman, dan perubahan perilaku terkait penggunaan obat-obatan dapat menjadi indikator keberhasilan program. Dengan mengumpulkan data terkait partisipasi, pemahaman, dan perilaku setelah mengikuti webinar, IMM dapat mengevaluasi dampak dari program-program literasi obat mereka. Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk memperbaiki program-program di masa depan dan memastikan bahwa webinar yang diselenggarakan oleh IMM dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan literasi obat di masyarakat.
Dalam konteks era Society 5.0, peran IMM sebagai agen perubahan bagi masyarakat dalam meningkatkan literasi obat di masyarakat harus menjadi semakin penting. IMM dapat melakukan ini dengan mengintegrasikan keberhasilan dan evaluasi program dalam webinar yang diselenggarakan, sehingga masyarakat dapat mendapatkan manfaat dan pengetahuan yang sesuai dan efektif tentang penggunaan obat-obatan. Selain itu, IMM juga dapat mempersiapkan sumber daya dan infrastruktur yang diperlukan untuk menjalankan webinar yang skala besar dan menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia.
Dalam konteks ini, IMM memiliki kesempatan untuk mengatasi kendala literasi obat di masyarakat melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TekIK) dalam menyelenggaraan webinar. Dengan mempersiapkan materi yang sesuai, menyediakan platform yang mudah diakses, dan melakukan pengukuran keberhasilan dan evaluasi program, IMM dapat membantu masyarakat luas mengatasi kendala literasi obat dan meningkatkan pemahaman tentang penggunaan obat-obatan.
Webinar merupakan medium unggul untuk meningkatkan literasi obat di era Society 5.0. Webinar memungkinkan penyampaian informasi yang kompleks tentang obat-obatan dengan mudah dipahami, meningkatkan kesadaran masyarakat terkait keselamatan pengobatan, serta membangun pemahaman dan minat masyarakat terkait peran dan manfaat obat tradisional. Selain itu, webinar juga memfasilitasi diskusi dan tanya jawab antara pemateri dan peserta, serta di antara peserta sendiri, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman. Dalam konteks ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dapat berperan sebagai agen perubahan dalam meningkatkan literasi obat di masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyampaikan informasi dan memfasilitasi interaksi yang efektif. Oleh karena itu, webinar merupakan medium unggul untuk meningkatkan literasi obat di era Society 5.0 dan IMM dapat memainkan peran penting dalam memfasilitasi peningkatan literasi obat di masyarakat.
Daftar Pustaka
[1]https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20151127/2813774/pemahaman-masyarakat-akan-penggunaan-obat-masih-rendah/
[2] https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/04/10/mengurai-benang-kusut-krisis-literasi
[3]https://jatimnow.com/baca-58650-krisis-literasi-hingga-peradaban-pendidikan-indonesia
[4]https://ejournal.unib.ac.id/index.php/bjp/article/download/15589/7585
[5]https://www.radio.denpasarkota.go.id/berita/gema-cermat-tingkatkan-edukasi-masyarakat-dalam-penggunaan-obat
[6]https://repository.ung.ac.id/get/kms/31324/Book-Chapter-Re-Fokus-Pembelajaran-Pengajaran-Pedagogical-Leadeship-di-Era-Society-50.pdf
[7]http://repository.radenintan.ac.id/22335/1/Skripsi%201-2.pdf
[8]http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/cdj/article/download/18698/13595/59217
[9]https://proceeding.unnes.ac.id/snpasca/article/download/2091/1574/5463
[10]http://journal3.um.ac.id/index.php/ft/article/download/3548/2307/7500
[11]http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=769544&title=LITERASI+KESEHATAN+MASYARAKAT+DALAM+MENOPANG+PEMBANGUNAN+KESEHATAN+DI+INDONESIA&val=12563
[12]http://repository.stikesrspadgs.ac.id/465/1/adaptasi_kebiasaan_baru_dalam_kebidanan_di_era_pandemi_covid-19_edisi_2.pdf
[13]http://eprints.unm.ac.id/19188/1/06.%20Perubahan%20Paradigma%20Pendidikan%20Dan%20Ekonomi%20Di%20Masa%20Pandemi%20COVID-19.pdf
[14]https://staffnew.uny.ac.id/upload/131644618/penelitian/Paradigma%20Metode%20Penelitian%20Kualitatif%20%20.pdf
[15]https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41189/2/17204080026_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
[16]http://lib.unnes.ac.id/44234/1/Prosiding%20Webinar%20FIP%202020%20-%20AGUS%20BUDIARDJO.pdf
[17]https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPKIMIA/article/view/13115/0
[18]https://osf.io/etqc9/download/?format=pdf
[19]https://rsb.banjarkab.go.id/webinar-literasi-digital-bersosialisasi-di-ruang-digital-2/
[20]https://repository.bsi.ac.id/repo/files/295753/download/JURNAL-CAKRAWALA-VSS.pdf
[21]https://timesindonesia.co.id/indonesia-positif/369951/fkm-unair-surabaya-gelar-webinar-kesehatan-keamanan-pengobatan-untuk-masyarakat-awam
[22]https://farmasi.unidha.ac.id/2020/11/08/webinar-farmasi/
[23]https://www.researchgate.net/publication/352153816_Analisis_Faktor-Faktor_yang_Memengaruhi_Efektivitas_Webinar_selama_Masa_Pandemi_Covid-19