Muriamu.id – Kudus, Silaturahim antar pimpinan dan anggota dalam organisasi memang cukup penting, hal ini dilakukan oleh Lazismu Kudus dalam acara turba dan silaturahim di PCM Kota Kudus, Rabu Sore. (22/06/2022)
acara yang diadakan di aula muhammadiyah kudus tersebut dihadiri oleh ketua PCM Kota Kudus, PCA Kota 1, 2 3 kudus, Pimpinan Ranting Muhammadiyah yang ada di kota serta ortom pemuda dan nasyiatul aisyiyah dikota kudus.
Turba kali ini, Nadhif selaku ketua Lazismu kudus ingin mendorong Pimpinan Cabang terutama di kota kudus memiliki satu amil yang konsen untuk fundresing.
“seperti yang kita ketahui bersama potensi zakat, infaq dan sedekah umat islam sangatlah banyak yang dimana dapat kita himpun untuk kemudia dapat kita salurkan kembali kepada mustahiq dengan program produktif, mudah—mudahan PCM Kota ini bisa mengawali mengangkat satu eksekutif tingkat PCM untuk menjadi percontohan di PCM lain” harap Ustadz Nadhif sapaan populer beliau.
Secara struktural jaringan Persyarikatan ini aman dalam mengelola zakat yang benar-benar efektif, tidak terpecah-pecah sekalipun jaringan ortom dan AUM banyak yang berpotensi juga melakukan penggalanagan dana keumatan.
Secara struktural ada tiga nomenklatur yang diakui, yakni LAZISMU Pusat, Perwakilan Daerah yang ada di wilayah dan kabupaten setelah itu di bawahnya ada Kantor Layanan, untuk LAZISMU Pusat kemudian perwakilan wilayah kewenangannya unutk mengelola dana sesuai standar operasional syar’i dengan bentuk pengelola ada tiga posisi yang sejajar.
Ada dewan syariah, yang mengontrol keabsahan syariatnya baik dalam penghimpunan maupun penyaluran dana. Badan pengawas yang konsentrasinya adalah memantau. Selanjutnya Badan Pengurus yang kuncinya untuk membuat kebijakan mengelola LAZISMU.
Untuk di Kudus sudah ada lima eksekutif yang masing—masing memiliki peran dan fungsinya serta mendapat pengarahan dari Badan Pengurus yang membidangi.
“Kami telah menggandeng Majelis Ekonomi PDA dan juga PDPM termasuk dalam kesempatan ini kami tawarkan ke Pimpinan Cabang atau Pimpinan Ranting punya konsep program produktif untuk para mustahiq, jenengan yang mengelola tapi statusnya adalah wakilnya mustahiq bukan wakilnya amil.” jelas ust Nadhif
Hal ini dimaksud untuk mendampingi mustahiq karena dalam kajian kelemahan cukup kompleks, bukan hanya pada posisi kelemahan modal tapi juga sklill, kreatifitas, dan sebagainya. (*)