Oleh Irwan Setiabudi
Gerakan Muhammadiyah sejak awal berdirinya dibangun dengan 3 pilar, schooling (pendidikan), healing (pengobatan dan penyehatan), dan feeding (santunan dan pemberdayaan). Demikian disampaikan Kyai Dodok Sartono, SE, MM, sekretaris PWM Jawa Tengah, mengawali ceramah pengajian ahad pagi, 9 April 2023 bertepatan dengan 18 Ramadhan 1444 H. Gerakan schooling diwujudkan dengan banyaknya sekolah Muhammadiyah. Gerakan healing dengan berdirinya rumah sakit Muhammadiyah. Dan gerakan feeding, kiprahnya bisa dilihat di Lazismu.
Sebagai jama’ah penggembira ahad pagi, penulis jadi teringat saat melakukan studi tentang manajemen strategis di Rumah Sakit PKU Aisyiyah Jepara dalam dua pekan di awal Ramadhan tahun ini. Dalam studi tersebut, langsung ditemani oleh direkturnya, dr. Budi Istriawan, MM, MARS, yang ternyata rumahnya di Desa Pasuruhan Lor Kudus. Beliau juga satu member dengan penulis di grup whatsapp Lapak Muhammadiyah Kudus.
RS PKU Aisyiyah Jepara adalah satu wujud gerakan healing nya Aisyiyah dan Muhammadiyah Jepara. Sekilas penamaan RS PKU Aisyiyah menimbulkan pertanyaan. Karena sepemahaman penulis, dalam kaidah peraturan rumah sakit atau Hospital bylaws (HBL) nya Muhammadiyah, penamaan yang dikenal adalah PKU Muhammadiyah, sedang dalam HBL Aisyiyah dikenal dengan RS Aisyiyah. Tentu jika digabung namanya, bisa jadi menimbulkan kerancuan dalam pelaksanaan HBL.
Jawaban atas pertanyaan ini sungguh baik. Secara HBL, RS PKU Aisyiyah Jepara masih di bawah Pimpinan Daerah Aisyiyah Jepara. Sedangkan adanya nama PKU dimaksudkan bapak Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jepara ingin berkolaborasi dengan ibu Aisyiyah dalam membangun semangat agar segera terwujud PKU Muhammadiyah di bawah naungan MPKU Muhammadiyah Jepara. Meski sebenarnya, PCM Mayong Jepara sudah memiliki PKU Muhammadiyah Mayong.
Spirit gerakan healing inilah yang wajib dikuatkan di manapun adanya Gerakan healing ini tampaknya kian membesar. Ketika banyak cabang dan ranting ingin menginisiasi pendirian klinik dan rumah sakit.
Meski bukan persoalan ringan memang Muhammadiyah memilih bergerak di bidang perumahsakitan. Adanya persyaratan luas tanah, gedung, peralatan medis, SDM medis dan non medis, perijinan, dan operasional rumah sakit menjadi persoalan abadi yang harus diselesaikan Muhammadiyah.
Tetapi sekali lagi, Muhammadiyah tetaplah Muhammadiyah. Gerakan healing sudah di back up dengan gerakan feeding dan schooling. Gerakan feeding bisa dilihat dari prasasti wakaf di ruang-ruang PKU Muhammadiyah maupun rumah sakit Aisyiyah. Selainnya ambulan Lazismu sekarang banyak lalu lalang di jalan antar kota.
Sementara gerakan schooling, Muhammadiyah memiliki universitas yang menyiapkan sumber daya manusia (SDM) perumahsakitan. SDM menjadi kebutuhan kader profesional agar rumah sakit bisa dikelola dengan manajemen yang profesional dan sesuai dengan Muhammadiyah. Tujuannya agar rumah sakit Muhammadiyah dapat memberi manfaat seluas-luasnya kepada umat. Sebagaimana amanah pendiri dan para kyai ketika menginisiasi PKO (Penolong Kesengsaraan Oemat).
Jadi, kembali ke pengajian ahad pagi. Pak Dodok, berpesan penguat gerakan salah satunya adalah melaksanakan perintah Allah dalam surat Ali Imran ayat 92, “Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaktian (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang paling kamu cintai.” Pembuktian dari pengamalan ayat ini adalah memberikan yang terbaik dari yang dimiliki untuk perjuangan. Salurannya melalui sekolah, rumah sakit, dan lazismu.
Pelataran Aula Muhammadiyah
Penulis : Jama’ah Ranting Desa Jati Kulon