Oleh : Abdul Ghofur
Di penghujung akhir liga sepakbola Eropa, banyak tim yang masih saling adu strategi merebutkan titel juara. Arsenal bersaing ketat dengan Manchester Biru di Liga Inggris, begitupun di Bundesliga ada persaingan ketat antara Bayern dan Dortmund. Baru Liga Italia ‘Seria A’ yang sudah memastikan sang juara.
Tidak banyak pengamat sepakbola memprediksi Napoli mampu merengkuh sekudeto ke-3 setelah penantian 33 tahun di era Maradona. Karena musim ini tim berjulukan I Partenopei ditinggalkan cukup banyak pemain-pemain kunci seperti Insigne dan Dries Mertens. Tapi sekali lagi, siapa sangka musim ini Napoli sudah memastikan juara dengan masih menyisakan 4 laga.
Kemenangan Napoli musim ini adalah kemenangan tim yang saling menurunkan ego, saling mempercayai satu sama lain, mau bekerja keras, bertindak sesuai arahan pelatih, dan tentu semangat untuk membalas kesetiaan supporter.
Di tengah euforia liga dan kompetisi sepakbola diberbagai benua, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kudus baru saja merangkai komposisi kesebelasannya. Merumuskan diri dalam mengarungi perkembangan sejarah ke depan.
Komposisi tim periode ini sangatlah menarik, terdapat kombinasi pemain berpengalaman dengan menit bermain tinggi dan juga debutan yang memiliki daya jelajah luas, stamina prima serta penuh skill ciamik.
Jika melihat background komposisi PDM Kudus yang sudah pernah diulas oleh Mas Alan dalam tulisannya “Prank” Itu Sempat Bikin Shock (Kyai Muslikhan Nakhoda, yang Muda Wajib Berkarya) tidak berlebihan jika supporter setia menggantungkan harapan Muhammadiyah di Kudus untuk merengkuh kembali kejayaannya. Serta senantiasa terus mengembangkan pandangan dan misi Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit awal kelahirannya di tahun 1912, memikul tanggung jawab untuk mendakwahkan konsep dasar Islam Berkemajuan agar menjadi kesadaran kolektif.
Terlebih kehidupan modern abad ke-21 yang sangat kompleks, menjadi arena perjuangan yang senantiasa harus terus dilalui. Banyak ruang penghikmatan yang menjadi tanggungjawab mulai dari sisi keumatan, kebangsaan, hingga masa depan kemanusiaan global.
“Risalah Islam Berkemajuan” tidak boleh berhenti menjadi rumusan resmi hasil Muktamar, tetapi harus dipahami dan dilaksanakan atau diwujudkan dalam kehidupan terutama secara khusus bagi seluruh lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah supaya mampu mencapai visi tumbuhnya kondisi dan faktor-faktor pendukung bagi perwujudan masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Sekali lagi, kombinasi tersebut tentu diharap menjadikan pola permainan begitu dinamis sesuai kondisi yang dihadapi. Siap menyerang namun bagaimana agar tidak offside, juga tentu tidak akan memilih strategi parking bus, dengan menumpuk pemain di garis pertahanan rendah agar gerakan Islam berkemajuan senantiasa berjalan.
Liga ini panjang, perlu stamina yang kuat dan emosi yang stabil agar mampu mencapai harapan bersama-sama sebagai tim, satu kesatuan utuh. Yakinlah, tanpa diminta suporter akan selalu ada di belakang tim kesayangannya. Sampai lampu-lampu stadion dipadamkan.
Selamat, fii amanillah