Muriamu.id, Kudus- Pengajian Selapanan Majlis Tabligh PDM Kudus digelar secara rutin setiap hari ahad legi, digelar secara berkeliling dari satu ranting ke ranting lain. Sebagai penyelenggara ahad legi ini (24/7) adalah Pimpinan Ranting Muhammadiyah Getassrabi.
Bertempat di Masjid Darussalam, sekitar seratus lima puluh jamaah dari berbagai ranting se Kabupaten Kudus menghadiri pengajian yang diisi oleh Ustaz Noor Muslikan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kudus.
Pengajian diawali salat ashar berjamaah kemudian dilanjutkan dengan kultum dan sambutan. Kultum diisi oleh KH Subur Abdul Hanif, sesepuh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Getassrabi yang menjelaskan bahwa perjuangan dakwah Muhammadiyah khususnya di Getassrabi mengalami pasang surut dan berbagai tantangan. Beliau menekankan pentingnya sikap istiqamah pimpinan dan mujahid persyarikatan agar dakwah terus berkembang dan diterima masyarakat.
Mewakili tuan rumah, Muhtar, Ketua PRM Getassrabi menyampaikan selamat datang dan berterimakasih atas silaturrahmi PRM se Kabupaten Kudus di Getassrabi. Ketua Majlis Tabligh PDM Kudus, Akrom Muslim menyampaikan apresiasi atas kehadiran seluruh jamaah, dimana dalam pengajian kali ini jamaahnya termasuk yang terbanyak sekaligus berharap agar pengajian selanjutnya pesertanya bisa konsisten.
Pentingnya Belajar Dari Sejarah
Tausiyah disampaikan oleh Ustaz Noor Muslikan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kudus. Ustaz Noor Muslikan menyampaikan bahwa sejarah Muhammadiyah di Kabupaten Kudus diawali sekitar tahun 1920-an, dimana ketua Pimpinan Muhammadiyah Cabang (PMC) Kudus pada saat itu adalah Kyai Abdul Mu’thi. Diantara bukti eksistensi PMC Kudus adalah adanya SD Muhammadiyah yang pada tahun 1926 telah berdiri dan dokumentasi sejarah berupa majalah Muhammadiyah Kudus dengan tulisan pegon terbitan April 1927.
Dokumen tersebut merekam betapa beratnya perjuangan Muhammadiyah pada waktu itu, yang sempat dianggap sebagai ahlul bid’ah. Bahkan salah satu mubalighnya pernah diturunkan dari mimbar pengajian di Masjid Gedhe pada tahun 1925 karena dianggap menimbulkan kegaduhan bahkan hampir mengalami tindak kekerasan.
Dalam ceramah singkatnya, Ustaz Noor Muslikan mengajak agar kita sebagai penerus dakwah Muhammadiyah saat ini mengambil pelajaran dari sejarah yang ada, salah satunya pentingnya dokumentasi setiap aktivitas dan pemanfaatan media dakwah.
“Tahun 1927 saja sudah ada buletin, bagaimana dengan saat ini? Buletin Masjid Muhammadiyah ada atau tidak, atau malah diisi dari institusi lain diluar Muhammadiyah?” tanyanya.
Ustaz Noor Muslikan kemudian menyampaikan bahwa sumber daya mubaligh Muhammadiyah Kudus lebih dari cukup untuk sekadar menerbitkan buletin jumat secara rutin. Buletin ini berfungsi selain sebagai media dakwah juga sebagai dokumentasi dan catatan sejarah yang akan sangat bermanfaat bagi generasi Muhammadiyah di masa mendatang.
Reporter: Sam Elqudsy
Redaktur: Sam Elqudsy