Opini

Selamat Milad Pemuda Muhammadiyah

Oleh : Aminuddin Abdul Jabbar

Selamat milad ke- 91 Pemuda Muhammadiyah. Organisasi pemuda yang otonom di bawah Muhammadiyah yang berdiri pada 2 Mei 1932 telah menciptakan mozaik sejarah yang lekat dengan perkembangan organisasi induknya dan bahkan melampaui itu, memberikan warna dalam sejarah perkembangan Bangsa dan Negara Indonesia. Terinspirasi dari Padvinder Mangkunegaran Solo, KH Ahmad Dahlan lantas menggagas dan membentuk Padvinder Muhammadiyah yang kemudian berubah dan berkembang menjadi Kepanduan HW (Hizbul Wathan).

Secara historis kader-kader Pandu HW Muhammadiyah inilah yang kemudian berserikat dan berkumpul dalam pemuda Muhammadiyah. Pemuda Muhammadiyah memiliki tujuan menghimpun, membina danmenggerakkan potensi pemuda islam demi terwujudnya kader Persyarikatan, kader Umat dan kader Bangsa dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. melihat  fakta sejarah dan fakta organisasi maka boleh dikatakan sudah tepatlah manakala tag line ‘PEMUDA HEBAT , INDONESIA BERDAULAT’ diangkat menjadi spirit milad tahun ini.

Baca juga :  Kepemimpinan Keteladanan dalam Ber-Muhammadiyah

Usia 91 tahun bagi Pemuda Muhammadiyah tidak boleh dimaknai laksana perhitungan usia manusia yang semakin besar angkanya maka semakin lemah fisiknya, semakin turun daya ingatnya dan bahkan meredup pula semangatnya. Sebaliknya, bagi Pemuda Muhammadiyah pertambahan usia adalah pertambahan segala sumber daya yang makin mengokohkan kaki, mempertebal pengalaman dan memperluas jaringan organisasi demi mewujudkan tujuan orgasnisasi yang telah dicanangkan.

Pemuda Hebat perlu diterjemahkan menjadi kompetensi kader Muhammadiyah yang bisa senantiasa menjadi acuan anggota Pemuda Muhammadiyah agar mampu berperan sebagai kader persyarikatan, kader umat  dan kader bangsa. Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah dalam “Siapakah kader Muhammadiyah itu ?” merilis dan menerangjelaskan 4 kompetensi kader Muhammadiyah sebagai berikut  :

  1. Kompetensi keberagamaan
  2. Kompetensi Akademis dan Intelektual
  3. Kompetensi Sosial Kemasyarakatan dan Kepeloporan
  4. Kompetensi Keorganisasian dan Kepemimpinan
Baca juga :  Gerakan Menulis Halus

Pengalaman selama 91 tahun Pemuda Muhammadiyah meniti jalan dakwah ‘amar ma’ruf nahi munkar adalah modal sosial yang harus senantiasa dipelihara  dan diperluas.   Dinamika pemikiran dan corak gerakan pada setiap periode kepemimpinan seyogyanya dipandang sebagai  capaian kolektif organisasi  yang  menjadi perekat antar generasi sehingga tidak perlu lagi ada kader Pemuda Muhammadiyah yang merasa “paling berjasa” dalam menjalankan amanah kepemimpinan.

Tiap –tiap periode kepemimpinan adalah cerminan bagi setiap kader pemuda untuk terus menerus diri sendiri dan memperbaiki gerakan organisasi.

Kaderisasi selama 91 tahun adalah sebuah proses panjang usaha bertahan di berbagai terpaan zaman. Inspirasi kaderisasi pada kisah ashhaabul kahfi yang karena keimanannya kemudian Alloh SWT berikan solusi atas persoalan yang sedang mereka alami. Banyak pula inspirasi keteladanan memperjuangkan agama islam melalui Muhammadiyah. Tidak kurang pula tokoh persyarikatan yang dapat dijadikan role model kader Muhammadiyah sejati yang karena jiwa Tauhid yang lurus lantas diberikan solusi oleh Allah SWT atas persoalan pribadi dan persoalan organisasinya.

Baca juga :  Visi Salafi 2030-2050; Indonesia Negeri Sunah, tanpa Muhammadiyah dan NU

Sinema “Sang Pencerah” dan “Buya Hamka” memberikan gambaran realitas bagaimana beratnya berdakwah pada masa itu sekaligus  menggambarkan pula sikap dan watak Islam di aplikasikan dalam Muhammadiyah. Tiada gentar beliau berdua memegang teguh ajaran Tauhid dan melaksanakan Sunnah Rasulullah SAW meskipun fitnah dan cobaan datang menerpa. Semangat, kesabaran dan ketabahan semacam inilah  yang  seharusnya  dimiliki  dan ditiru oleh kader Pemuda Muhammadiyah. Tak Patah Sebelum Tumbuh, Tak Layu Sebelum Berkembang.

Waallohu a’alam Bishowwab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *