Muriamu.id, Kudus – Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh kemuliaan. Memasuki bulan mulia tersebut, hendaklah kita memiliki persiapan yang matang. Persiapan utama adalah persiapan ilmu, sebab orang yang beribadah tanpa didasari ilmu, ibadahnya bisa jadi sia-sia.
Hal itulah mendasari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Undaan, Kabupaten Kudus, menggelar pengajian menyongsong Bulan Ramadhan 1444 H. Berdasarkan maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang penetapan hasil hisab Ramadan, Syawal dan Zulhijah, 1 Ramadhan 1444 Hijriah jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023.
Pengajian PCM Bersama Ortom seluruh Undaan tersebut digelar Sabtu (18/3/2023), di Masjid Al Ikhlas Desa Kutuk Undaan Kudus. Pengajian ini mengangkat tema “Menyiapkan Kurikulum Hebat untuk Ramadan Penuh Rahmat”.
Dalam sambutannya, Ketua PCM Undaan, Saerozi S. Pd. I. menyampaikan bahwa kajian ini dilaksanakan untuk menyegarkan kembali materi-materi seputar Ramadan, khususnya penguatan kepada warga persyarikatan.
Tampil sebagai narasumber, Ustadz Drs. Sajad Abdi, M. Pd. dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kudus. Dalam kajiannya, beliau menekankan pentingnya setiap muslim dibekali ilmu sebelum beramal. Demikian pula menyambut Ramadan, butuh bekal khusus.
Selain membekali diri dengan ilmu, Kyai Sajad juga menekankan pentingnya bersemangat dalam menyambut Ramadhan. Setiap Ramadan, ungkapnya, kita harus memiliki target. Target utamanya adalah ketakwaan, dengan meninggalkan larangan-larangan Allah swt. Ia juga mengajak warga Muhammadiyah senantiasa memiliki semangat dan berorientasi akhirat.
Pada materi ini beliau juga menekankan Ramadan mengajarkan kepada kita untuk senantiasa melatih kejujuran diri. Mengapa demikian, dalam sebuah Hadist Qudsi, Allah SWT mengatakan, “Sesungguhnya seluruh amalan anak Adam adalah untuk mereka sendiri, kecuali puasa. Sungguh, ibadah puasa itu untuk-Ku. Akulah yang langsung akan memberikan imbalannya. Puasa adalah perisai”.
Puasa merupakan latihan bagi seseorang agar bagaimana dia dapat menjalin hubungan dengan Allah, melaksanakan ibadah, serta melatih ketakwaan langsung kepada Allah dan Allah SWT yang akan langsung bertanggung jawab untuk mengganjar amalan puasa seorang hamba.
Maka puasa adalah ibadah yang bersifat sirri (rahasia) yang hanya Allah dan hambanya yang mengetahui. Makanya ketika kita berpuasa, sejatinya hanya kita sendirilah yang mengetahui apakah kita sedang berpuasa atau tidak.
Kita tentu dulu masih ingat ketika masih kecil berpuasa, namun kemudian tanpa sepengetahuan orang, kita sembunyi-sembunyi makan. Itulah sikap kita ketika masih kecil yang berusaha menyembunyikan diri bahwa sebenarnya tidak berpuasa dan hanya Allah yang tahu.
Kejujuran diri merupakan esensi dari puasa itu sendiri, yakni melatih kejujuran diri. Rasulullah SAW kepada umatnya berpesan dalam sebuah hadist, “Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur”.
Ketika seseorang terbiasa dengan sifat jujur, maka masyarakat sekitarnya akan mencatat dia sebagai orang yang jujur. Demikian pula sebaliknya, ketika seseorang terbiasa melakukan kedustaan maka dia akan tercatat oleh masyarakat, dan bahkan oleh para “penghuni langit” bahwa dia adalah seorang pendusta.
Sejatinya, puasa itu melatih diri kita untuk senantiasa berkata dan berbuat jujur. Rasulullah SAW mengatakan, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan”.
Selaian itu kita sebagai muslim harus tulus ikhlas dalam berbuat kebaikan dengan tulus tanpa memandang derajad siapapun,” Ucap Kyai Sajad.”
Pengajian dihadiri oleh seluruh pimpinan, warga dan simpatisan serta tokoh-tokoh Muhammadiyah Kecamatan Undaan. Selain itu hadir juga Kepala Desa Kutuk, Anggota DPRD Kudus, BABINSA dan seluruh Kepala AUM se Undaan Raya. Nampak 500-an jamaah memadati komplek Masjid Al Ikhlas Desa Kutuk. (Hisyam)