NasionalOpini

Relasi Kemakmuran dan Pendidikan: Aisyiyah Bergerak

Ditulis: Irzum Farihah (Anggota Majlis Tabligh Aisyiyah Kudus/ Dosen IAIN Kudus)

Milad Muhammadiyah ke 112 kali ini mengambil tema “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semesta” tentunya tidak terlepas dengan melihat fenomena kesenjangan sosial yang disebabkan berbagai faktor, mulai konflik sampai pandemi Covid-19. Tema ini diangkat sebagai satu bentuk dan ikhtiar Muhammadiyah dalam menyelesaikan berbagai permasalahan ekonomi di tanah air Indonesia. Permasalahan kemakmuran tidak dapat dijadikan sebagai hal yang sepele, maka Muhammadiyah dalam Milad kali ini memiliki komitmen bagaimana mampu mengaktualisasikan diri dalam peningkatan kesejahteraan untuk semesta. Merujuk pada landasan  teologis sebagaimana dalam QS. Hud ayat 61, terdapat pesan bahwa manusia sebagai khalifah fil ardh memiliki tanggung jawab sosial untuk menciptakan kemakmuran di muka bumi.

Baca juga :  Darah Segar untuk Muhammadiyah Kudus, Hati Hati dengan Drakula

Dalam hal ini, persyarikatan Muhammadiyah memiliki tugas yang sangat besar yaitu memakmurkan kehidupan semesta alam. Selain itu, memakmurkan juga bagian dari amanah konstitusi sebagaimana dalam UUD 1945, bahwa tujuan dari kemerdekaan adalah sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Hal tersebut diwujudkan Muhammadiyah melalui jalur-jalur amal usaha dan berbagai kegiatan yang sudah dibuktikan dengan keterlibatan kontribusi Muhammadiyah dalam bidang ekonomi (Mu’ti, 2024).

Membangun semesta dan kedudukan manusia sebagai khalifah, kemakmuran tidak hanya dilihat dari satu sisi saja. Ekonomi makmur, namun sumber daya manusianya tidak dibangun dengan baik maka hal tersebut akan “pincang”. Di sinilah peran pindidikan sangat penting, mulai dari keluarga sebagai sosialisasi primer anak dan lanjut sosialisasi sekunder pada pendidikan di luar keluarga. Srikandi Muhammadiyah (Aisyiyah) menangkap pesan tersebut dengan memberikan kontribusi nyata melalui berbagai lembaga pendidikan. Aisyiyah, sebagai salah satu organisasi sosial keagamaan perempuan di Indonesia memainkan peran penting dalam mencerdaskan umat yang tidak hanya pada memakmurkan secara materiil, namun terlebih pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Baca juga :  Berapa Usia Para Ketua Umum PP Muhammadiyah Ketika Mulai Menjabat?

Beberapa aksi yang sudah dilaksanakan Aisyiyah dengan mengedepankan kualitas dan aksesibilitas pendidikan mulai KB, TK, dan Perguruan Tinggi, memberikan pelatihan dan pengembangan pendidikan ketrampilan juga pemberdayaan bagi para srikandi bangsa. Dengan demikian perempuan diberi kesempatan untuk berperan dalam keluarga dan masyarakat, yang sebelumnya sering kali terbatas oleh norma sosial dan budaya.

Aisyiyah juga berperan serta dalam pendidikan inklusif melalui program pendidikan anak-anak yatim, miskin, dan kurang mampu, sehingga memastikan anak-anak dari keluarga tersebut tetap mendapatkan akses pendidikan yang layak setara seperti lainnya. Pendidikan yang digerakkan Aisyiyah tidak hanya berfokus pada penguatan ilmu pengetahuan an sich, namun pembentukan karakter yang kuat dan tangguh, sehingga anak-anak mendapatkan bekal akhlakul karimah untuk kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Baca juga :  Refleksi Pesan K.H A. Dahlan dan Jenderal Sudirman bagi Kader Muhammadiyah

Ketangguhan yang dibangun dalam dunia pendidikan jelas sekali akan mempengaruhi kemakmuran, sebagaimana yang disampaikan Prof. Mu’ti bahwa negara yang sumber daya manusia nya hebat dan kekayaan ekonominya tidak bertumpu kepada alam, tetapi kepada kekuatan SDM-nya. SDM Tangguh dan berakhlakul karimah, maka kemakmuran akan tetap terjaga.

(Refleksi Tausiah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M. Ed.)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *