Oleh Ahmad Said Matondang
Seorang Mantan Wakil Menteri Pertahanan menyampaikan pidato, “Saudara-saudara. Tahun lalu, saya berdiri di podium ini sebagai Wakil Menteri Pertahanan. Saat saya akan berangkat ketempat ini, saya di belikan tiket pesawat eksekutif. Setibanya di bandara saya dijemput dan dihantar ke hotel dengan iring-iringan mobil patwal. Saya di inapkan di hotel mewah dan diberikan ruang kamar hotel yang eksekutif.
Saya di jemput dari hotel dan di kawal serta didampingi oleh beberapa pengawal. Saya di tawari teh dengan gelas dari keramik yang mewah. Saya di jamu dengan hidangan yang mewah dan lezat. Saya di puji dan elu-elukan karena saat itu saya adalah wakil menteri pertahanan.
Tapi hari ini, ketika saya diundang ke tempat ini, saya memesan tiket pesawat sendiri dengan kelas ekonomi. Saya ke hotel dengan taksi yang saya pesan sendiri tanpa ada pengawalan. Saya memesan hotel kelas ekonomi dan ruang hotel yg sempit. Saya datang ke tempat ini dengan memesan taksi online tanpa pasukan pengawalan. Setiba di ruangan ini, saya bertanya adakah teh atau kopi diruangan ini dan pelayan menunjukkan tempat teh dan kopi untuk dibuat sendiri dengan gelas dari kertas dan streoform. Saya dijamu makan dengan antri bersama peserta lain.
Apa hikmah dari kisah yang saya sampaikan itu? Ketika kita mendapatkan service dan layanan yang excellent itu bukan karena kita sebagai pribadi. Seringkali kita mendapatkan keistimewaan layanan karena jabatan kita bukan karena pribadi kita. Sering kali manusia memberi sanjungan serta puja dan puji bukan untuk kita tapi untuk jabatan kita”, Mantan wakil menteri mengakhiri sambutannya.