EdukasiIslamNasionalOpini

PRAEADVIES HOOFDBESTUUR MUHAMMADIYAH

Muhammad Sulaiman
Dosen Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang

Beberapa waktu yang lalu saya diminta menjadi fasilitator pada acara Darul Arqam Dasar PC IMM UIN Raden Fatah Palembang tentang materi Kemuhammadiyahan. Saya sering memulai diskusi dari sumber awal Muhammadiyah diantaranya praeadvies dari Hoofdbestuur Muhammadiyah di Yogyakarta pada Kongres Islam Besar di Cirebon pada tahun 1924. Mengapa dengan dokumen awal, agar para peserta bisa belajar sejarah dan menangkap visi generasi awal. Dan ternyata diskusi berlangsung dengan sangat hangat dan detail.

Apabila dikaji dari pasal-perpasal terlihat visi dan nasehat yang sangat menarik. Sebut saja pasal 1: Hal Meratakan Sekolah Islam Sekuruh Hindia Timur. Dari judul pasal ini saja bisa dilihat bahwa Kyai Ahmad Dahlan berpikiran visioner, sejak awal Muhammadiyah bukan hanya bergerak di level lokal tapi bersifat nasional.

Selanjutnya pada pasal satu ini mengandung sembilan poin yang apabila dikaji satu persatu menghasilkan faidah yang luar biasa:

  1. Masing-masing orang Islam wajib meratakan ilmunya, jadi wajib meratakan agama Islam, baik ulama, baik orang Islam yang baru sedikit ilmunya. Ya, sekadar yang sudah diketahui.
  2. Orang Islam yang belum pandai harus belajar kepada yang pandai. Jadi orang Islam bersifat dua, yaitu sifat guru dan sifat murid. Kepada tiap-tiap orang Islam ada dua wajib, yang harus dijalani, yakni: belajar dan mengajar.
  3. Perserikatan Islam lebih lagi wajibnya berbuat, supaya kewajiban yang tersebut di atas itu dapat berlaku sebagaimana mestinya.
  4. Orang Islam harus leluasa (tidak ada rintangan menghalang-halangi) melebarkan agama di dunia, lebih pula di tanahnya sendiri. Kalau ada juga rintangannya, harus berlaku terus juga, dengan berikhtiar menghilangkan rintangan itu. Apa sebab? Sebab wajib.
  5. Kesempatan belajar dan mengajar itu dimana-mana juga, terutama dalam madrasah, yang disebut sekolahan atau pondok, atau pesantren. Waktunyapun pada tiap-tiap masa dan ketika. Terutama pada waktu sekarang ini, yakni waktu kekalutan orang menjalankan agama Islam, sehingga banyak orang yang menyebutkan “waktu agama Islam di Hindia Timur kalut”.
  6. Masa sekarang ini boleh dikata masa Islam Bangun. Perserikatan yang berasaskan Islam itulah tandanya dan kenyataannya, misalnya perserikatan Sarekat Islam, Muhammadiyah, dan lain-lainnya.
  7. Orang Islam sudah mulai bangun kepada agamanya. Kita orang, lebih pula Perserikatan Islam, harus berikhtiar, supaya sesudah bangun itu mendapat jalan yang betul (shiratal mustaqim).
  8. Jalan yang betul itu agama Islam sejati. Inilah gambar agama Islam sejati dengan pendek: agama Islam itu ada dua bagiannya, yakni lahir dan batin. Lahir itu ada dua bagiannya, yaitu: a. Muamalah ma’allah (hubungan manusia dengan Allah). Hal ini ada lima bagian: yaitu mengucap syahadat, menjalani shalat, mengeluarkan zakat, menjalani puasa dan naik haji. b. Muamalah ma’al khalqi (hubungan manusia dengan makhluk) yaitu amar ma’ruf dan nahi mungkar dan mu’awanah.
Baca juga :  Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) Muhammadiyah Jateng Resmi Dibuka!

Batin itu ada dua bagiannya, yaitu:
a. Aqaidul Iman
b. Akhlaq

Jadi orang Islam yang sudah mulai bangun itu harus dipimpin kepada Islam sejati, yakni lahir dan batin. Tidak cukup dan salah sekali kalau hanya lahir saja, atau batin saja.

  1. Lain daripada sekolah atau pondok, harus diadakan dimana-mana segolongan orang yang pekerjaannya terutama semata-mata hanya propaganda (mengajak, melebarkan, menyeluruh) perkara agama Islam. Jadi seolah-olah guru agama Islam berkeliling kemana-mana.
Baca juga :  Rektor UMKU Apreasiasi Lokakarya Akademik Pertama Program Ph.D UMAM

Dimana-mana harus diadakan tempat mengajar agama Islam. Siapa saja diterima datang di tempst itu akan mendengarkan pengajaran guru keliling itu. Tentu nanti pada akhirnya dapat berbuat demikian itu dimana-mana juga, misalnya di pasar-pasar, di penjara, di jalan-jalan, di tanah lapang dan sebagainya.

Adapun segolongan orang yang mengerjakan haq ini itu menetapi perintah yang tersebut dalam Al-Quran pada Surat Ali Imran: 104.
“Haruslah engkau mengadakan segolongan daripada kamu, yang mengajak pada kebajikan, yang memerintahkan pada perbuatan kebaikan, dan mencegah perbuatan jahat. Orang-orang demikianlah yang berbahagia”.

Baca juga :  Belajar dari Tim Besar yang Tumbang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *