Oleh : Wildan Sule Man
Pintu itu punya cara kerja, dibuka dan ditutup, dan punya fungsi untuk diketuk saat akan bertamu kerumah seseorang, pintu tak sebatas dimiliki oleh bangunan semacam rumah, gedung, sekolah, gudang dan kantor, ternyata rejeki juga ada pintunya, untuk membuka pintu rejeki ada caranya seperti yang disampaikan para Alim yakni bersedekah, berdoa meminta rejeki kepada Allah, Mulai Bersikap Jujur, Mendekatkan Diri kepada Allah SWT, Taubat, Saling Membantu Orang Lain, Merencanakan Peluang Usaha.
Surgapun punya pintu salah satu pintunya ada yang bernama Ar Rayyan, pintu surga bagi orang yang berpuasa. Warta tersebut termaktub dalam hadist yang berbunyi Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “ar rayyan“. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa.” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya” (HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152). Bersyukulah kita sebab tergolong hamba yang berpuasa, apalagi di bulan Ramadhan ini.
Masih membicarakan tentang pintu, selain aspek relegius seperti pada ulasan diatas, ada sebuah kisah jenaka Nasruddin Hoja tentang pintu, yang barangkali bisa diceritakan kepada Anak anak kita, siswa siswa kita, terutama untuk mengisi bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Begini ceritanya.
Nasruddin kecil suatu hari ditinggal ibunya ke pasar. Sebelum pergi ibunya berpesan, “Nasruddin, kalau kamu sedang sendirian dirumah, kamu harus selalu mengawasi pintu rumah dengan penuh kewaspadaan. Jangan biarkan seseorangpun yang tak kamu kenal masuk kedalam rumah karena bisa saja mereka itu ternyata pencuri!”
Setelah ibunya beranjak ke pasar, Nasruddin memutuskan untuk duduk disamping pintu. Beberapa jam kemudian, seorang pamannya datang. “Mana Ibumu? Tanya sang paman. “Oh, Ibu sedang pergi ke pasar”. Jawab Nasruddin Kecil. “Keluargaku akan datang ke sini nanti sore, pergi dan katakan kepada ibumu agar jangan pergi kemana mana sore ini” kata paman. Begitu pamannya pergi, Nasruddin kecil mulai kebingungan, lantas ia berfikir, “ibu menyuruh aku untuk mengawasi pintu. Sedangkan paman menyuruhku pergi untuk mencari ibu dan menyampaikan pesannya.”
Setelah beberapa saat memikirkan jalan keluar, Nasruddin kecil akhirnya membuat satu keputusan, dia melepaskan pintu dari engselnya, dan kemudian menggotong pintu tersebut sambil pergi mencari ibunya.
Dari cerita diatas tentang pintu ada sebuah pesan untuk kita, sebenarnya tidak hanya anak kecil, orang dewasa seperti kita acapkali dihadapkan pada dua persoalan yang sama pentingnya, dalam kondisi seperti ini, tak jarang kita mengambil keputusan jangka pendek untuk menyelesaikan dilema.
Wal Alkhiran. Semoga Ramadhan hari keempat ini kita sanggup mengambil ibrah dari kisah kehidupan, senantiasa belajar, dan semoga kita tergolong umat kanjeng Nabi yang bisa meraih pintu Ar Rayyan. Wallahu A’lam Bishowab