Oleh : Alpha Amirrachman
Di era kemajuan teknologi berbasis artificial intelligence mulai mengambil peran, masih ada saja sebagian masyarakat kita ditipu dukun mistis gadungan yang mengaku bisa gandakan uang. Ini gabungan mentalitas jalan pintas dan klenik yg dimanfaatkan dukun pembunuh lalu berujung kematian para korbannya.
Kita hidup dalam imajinasi yang dibangun oleh keluarga dan lingkungan kita. Jadi kalau sebuah keluarga membangun kisah mistik yang tidak masuk akal sekalipun, maka sangat mungkin ini akan terus dipercaya oleh anak-anaknya hingga tumbuh dewasa. Demikian juga para korban dukun sadis ini, sangat mungkin tumbuh di lingkungan seperti itu, serta diperburuk rendahnya pendidikan dan masih adanya mentalitas jalan pintas untuk bisa cepat kaya dan sukses.
Pengetahuan tentang yang gaib harus dilandasi fondasi agama yang memadai dengan keyakinan tauhid yang kuat. Selain itu manusia juga dianugrahi kekuatan akal untuk mencerna berbagai pengetahuan yg ia terima. bahkan Al qur’an mengulang kata ‘aql sampai 46 kali.
Masih adanya masyarakat kita yang percaya pada dukun pengganda uang menandai masih lemahnya pendidikan agama dan sains di tengah masyarakat kita.
Masih lebarnya ketimpangan sosial-ekonomi ditambah budaya flexing kekayaan sebagian masyarakat kita akhir-akhir ini dapat memperburuk situasi karena akan menyulut kecemburuan sosial masyarakat yang tidak mampu dan berpendidikan rendah.