Opini

Pentingnya Amalan Intiqad dalam Ber Muhammadiyah

Oleh : H. Sya’udin,S.Ag.MA

Musyda Muhammadiyah Kudus direncanakan berlangsung tanggal 6-7 Mei 2023 merupakan permusyawaratan tertinggi tingkat daerah yang diadakan setiap lima tahun sekali. Agenda puncaknya adalah mengevaluasi selama perjalanan kepemimpinan periode sebelumnya, juga dibahas program periode lima tahun ke depan serta memilih dan menetapkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kudus.  Hal ini dimaksudkan agar  dalam setiap pergantian Pimpinan Muhammadiyah harus menjamin adanya peningkatan kinerja, penyegaran dan kaderisasi sebagaimana terdapat  dalam  ART Ps.16  ayat 4.

Momentum musyawarah tersebut hendaknya dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh Pimpinan Daerah, Cabang, Ranting, Ortom, Majlis, Lembaga, Pimpinan Amal Usaha dan warga Muhammadiyah  untuk merefleksikan diri secara jujur, transparan dan berbasis data  akan proses perjalanan Persyarikatan Muhammadiyah Kudus selama ini atau setidaknya dari setiap periode kepemimpinan.

Kiranya masih sangat relevan bila para Pimpinan, Kader dan warga Muhammadiyah  dalam setiap permusyawatan atau pembicaraan dalam menggerakkan Persyarikatan Muhammadiyah mau kembali melihat rumusan 12 langkah perjuangan dan dakwah Muhammadiyah pada urutan ke 4 yaitu melaksanakan Amalan Intiqod. Dua belas langkah perjuangan ini dicetuskan  seorang tokoh muda yang kala itu baru 25 tahun dan  oleh KH. Ahmad Dahlan diberikan kepercayaan menjadi Ketua Pimpinan Muhammadiyah Cabang Surabaya, KH Mas Mansur .

Baca juga :  Uswah Hasanah Nabi Multidimensi

Intiqad berasal dari kata “naqd” artinya kritik, koreksi dan meneliti dan oleh Mas Mansur dimaknai dengan senantiasa melakukan perbaikan diri. Hal ini semakna dengan istilah Muhasabah al-nafs (introspeksi diri atau self correction atau zelf corrective). Sahabat Rasulullah Umar bin Khattab pernah mengatakan “Hisablah dirimu sebelum engkau dihisab, dan timbang-timbanglah. Sesungguhnya hisab atas diri sendiri itu adalah pertobatan dari segala kemaksiatan sebelum datang kematian dengan taubatan nasuha.” (Ihya Ulumuddin).

Dalam konteks Jihad Perjuangan dan Dakwah menggerakkan Persyarikatan Muhammadiyah, KH. Mas Mansur menegaskan bahwa segala usaha dan pekerjaan kita disamping diperbesar, dikembangkan tetapi jangan lupa untuk selalu diperbaiki setelah dilakukan evaluasi secara menyeluruh, teliti dan cermat. Kesadaran untuk selalu meneliti dan merenungkan apa yang dikerjakan demi kebaikan dimasa mendatang. Hal ini juga diisyaratkan dalam firman Allah Qs. Al-Hasyr ayat 18 “Hai orang-orang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatkan untuk hari esok (akherat) dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“

Baca juga :  Pungutlah Hikmah meski dari Pimpinan Ranting

4 langkah mengamalkan Amalan Intiqad dalam melaksanakan permusyawaratan ataupun pembicaraan adalah ;

  1. Hendaklah dalam setiap permusyawaratan atau pembicaraan dimulai dibacakan dari notulen sebelumnya untuk  melihat kembali putusan-putusannya dan bila ada yang belum dijalankan, supaya diselidiki dengan benar penyebabnya, penanggungjawabnya dimintai laporan dan diikhtiarkan untuk dapat dijalankan.
  • Untuk kesempurnaan setiap Majlis, lembaga dan ortom hendaknya mempunyai catatan khusus untuk keputusan-keputusan yang belum dapat dilaksanakan dan secara berkala diadakan persidangan/pembicaraan dari keputusan yang belum dapat dilaksanakan
  • Masing-masing anggota pimpinan selalu berusaha memikirkan, merenungkan dan mencari jalan yang dapat menambah kesempurnaan dan kebesaran majlis yang menjadi tanggung jawabnya.
  • Setiap anggota pimpinan senantiasa menanamkan semangat amar makruf nahi munkar, saling memperhatikan gerak langkahnya saling mengingatkan, saling bahu membahu untuk perbaikan, kesempurnaan dan keselamatan bersama dunia akherat.

Dengan mau dan berani berupaya untuk melaksanakan amalan intiqad dengan jujur, ikhlas dan bertanggungjawab  dalam setiap proses perjuangan menggerakkan Persyarikatan Muhammadiyah akan dapat menumbuhkan semangat baru / harapan baru untuk melakukan perubahan dan perbaikan pada periode kepemimpinan yang akan datang.

Baca juga :  Memberi sebagai Modal Dasar Ber Muhammadiyah

Melalui Musyda kali ini,  banyak para Pimpinan, Kader dan Warga Muhammadiyah bahkan masyarakat  di Kudus berharap kembali akan kejayaan masa lalu, adanya ruang  akan tumbuhnya  kembali semangat untuk memberi dalam berbagai kesempatan amal sholeh. Muhammadiyah dan Pimpinannya tidak boleh lagi mengabaikan amanah namun harus berani menghilangkan berbagai kepentingan diluar kepentingan Persyariktan yang lebih luas. Muhammadiyah harus dapat kembali menjadi gerakan pembaharu  dengan berbagai inovasi di bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, sosial dan dakwah islamnya.

Kini Warga dan masyarakat sangat berharap adanya darah segar yang mengalir di perhelatan musyda kali ini. Darah segar program yang inovatif dan bermakna bagi anggota serta masyarakatnya, darah segar bagi kaderisasi dengan memberi kesempatan pada para kader muda yang berkompeten dibidangnya. Jangan ada ego pribadi untuk mempertahankan kedudukan yang akan berdampak pada matinya kaderisasi dan melemahnya gerakan dakwah persyarikatan.

Selamat bermusyawarah mudah-mudahan Allah SWT merindloi langkah kita.

H. Sya’udin, S.Ag, MA

Mantan Ketua Umum PD IPM Kab. Kudus

Mantan Sekretaris Umum PDPM Kab. Kudus

Mantan Sekretaris Eksekutif PDM Kab. Kudus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *