Opini

Pengajian Karyawan-wati Sari Group

Oleh : Khafid Sirotudin

Bertempat di rumah Ruli di Karangdowo Weleri, Manager Toko Mina Sari Kendal, sekitar 40-an karyawan-karyawati Sari Group Kelompok 2 mengikuti Pengajian Rutin, Senin 6 Februari 2023, jam 16.00-17.15 WIB. Ini kali pertama saya mengisi pengajian rutin yang diadakan Sari Group milik H.M. Widodo, sahabat sejak SD dan mantan Bendahara saat saya menjadi Ketua PDPM Kendal 1999-2003.
Pengajian rutin karyawan telah berjalan sejak tahun 1998, yang diadakan setiap Jumat siang-sore di Gudang Sari Group Weleri. Sedikitnya 2-3 ustadz mengisi bergantian sesuai jadwal.

Sejak dulu saya menolak untuk mengisi pengajian rutin itu. Selain alasan kesibukan pribadi juga merasa belum pantas menjadi mubaligh yang baik. Namun kali ini saya tidak bisa menolak, ketika awal Januari enam putra HM. Widodo “menggeruduk” ke rumah. Dipimpin mas Ruli, putra tertua sambil menyampaikan hasil rapat “pemegang saham” Sari Group terkait pengajian rutin karyawan yang sekarang dikoordinir Farkhan, salah satu putra Beliau.

“Minta tolong om berkenan mengisi pengajian karyawan” pinta Ruli setengah merayu.
“Targete opo, out-put dan out-come nya apa ?”, tanya saya.
Kemudian satu per satu menjelaskan hasil musyawarah HM Widodo dan Hj. Titik selaku owner (orang tua) dengan 6 pengelola/manager toko yang nota bene anak-anaknya.
“Pokoknya terserah om Khafid mau ngisi materi apa yang penting bisa memotivasi kami dan karyawan untuk produktif, bergembira serta bahagia”.
Saya tertawa mendengar bujuk rayu anak-anak sambil memandang satu per satu ekspresi wajah mereka. Mereka semua sudah seperti anak sendiri. Umurnya “sepantaran” anak-anak saya, bahkan lima diantaranya menjadi teman satu sekolah TK-SD-SMP. Saat ini lima anak sudah menikah, tinggal satu yang belum.

Akhirnya saya luluh dan mengalah untuk menyetujui permintaan mereka. “Alhamdulillah” jawabnya hampir serentak setelah saya menyatakan bersedia. Semua wajah terlihat gembira. “Bismillah, tolong saya dikasih jatah 3 kali saja dalam sebulan menyesuaikan jadwal rutin saya”.

Saat ini Sari Group mengelola 12 toko dengan karyawan kurang lebih 120 orang. Pengajian rutin diadakan sepekan sekali dan dibagi menjadi 3 kelompok. Dua kelompok diadakan di Weleri dan 1 kelompok diadakan di Kendal sesuai lokasi usaha. “Nanti om koordinasikan dulu terkait materi dan jadwal pengajian, dengan ustadz Masduki dan Sani Ar-Rahman”, kata saya menutup pertemuan malam itu di teras rumah.

Baca juga :  Lebah: Polinator Handal Pertanian

Membangun Bisnis yang Baik

Berawal pada pertengahan 2019, ketika 2 rekan dari Majlis Ekonomi & Kewirausahaan (MEK) PDM Kendal silaturahmi ke rumah meminta saran dan mengajak bersama- sama membuat toko semacam TokoMu, Surya Mart, SuryaMu, WarungMu yang mulai berdiri di beberapa daerah. Dengan tegas saya katakan tidak minat dengan berbagai pertimbangan dan alasan, diantaranya :

Pertama, Bukan Core-Bussiness.

Setiap unit bisnis memiliki karakter unik, khas. Sama- sama toko kelontong dan menjual kebutuhan pokok, cara grosir dengan eceran berbeda. Menjual di pasar tradisional atau pasar rakyat dengan toko modern jauh berbeda.

Dua rekan yang datang dari MEK Kendal adalah sosok pemuda yang sukses berbisnis secara pribadi. Tetapi bidang dan jenis usahanya berbeda dengan bisnis retail atau toko yang mau dibangun. Begitu juga dengan kami yang terlanjur menekuni bidang garmen “bisnis warisan” keluarga, serta agribisnis yang sudah kami tekuni puluhan tahun.

Kedua, Butuh Pengelola dan Brand yang Sudah Teruji.

Pilihan dalam bisnis hanya ada 3, yakni be the First, be the One, or be the Best. Kalau sekedar membuat toko tanpa pengalaman, sistem, jejaring dan tata kelola yang baik saya jamin akan kalah dengan Indomart, Alfamart dan toko retail modern sejenis yang sudah mapan dan memiliki “brand loyalty” kuat.

Dalam bahasa kami : produk, harga dan layanan yang baik disukai banyak orang. Dan untuk menjadi pebisnis yang sukses, kita dituntut harus memantaskan diri terlebih dahulu. Terlalu riskan memakai “brand persyarikatan” jika brand image belum terbentuk, merk/brand masih terdampar (belum dikenal). Bukan inovasi apabila kita serampangan mengganti nama dan merk toko/warung setiap tahun. Tetapi sebuah pertanda bahwa bisnis tidak berjalan dan berkembang dengan baik.

Ketiga, Profesional dan Fokus pada Bidang yang Digeluti.

Mengelola bisnis/usaha membutuhkan profesionalitas, ilmu dan ketrampilan mumpuni serta fokus pada bidang yang digeluti. Teknologi Informasi sebagai pendukung operasionalisasi sebuah bisnis.

Berhasil dan berkembangnya unit bisnis sangat tergantung sumber daya insani pengelola yang memiliki jiwa enterpreneurship, berilmu-ketrampilan yang prima, punya pengalaman melewati “critical time” bisnis sejenis, serta mampu menyelesaikan masalah yang timbul (problem solving) di perjalanan panjang bisnis dengan sabar : step by step, case by case.

Baca juga :  Mayong Siap Jadi Tuan Rumah Musyda Muhammadiyah Aisyiyah Jepara

Kita bisa saksikan sekarang banyaknya unit bussiness center SMKN/Swasta yang tidak berkembang. Hal yang mustahil bisa berkembang jika pengajar/mentornya bukan praktisi bisnis yang mahir, trampil dan mampu memberi contoh secara baik.

Pengalaman menerima Barista dan Cooker lulusan Tata Boga di cafe kami, rasanya cukup memberikan gambaran kualitas lulusan SMK. Entah “kebejan” (kebetulan) atau tidak, setiap menerima pekerja baru, kami harus melatih ulang mereka agar makanan yang dibuat tidak “cemplang” (berasa hambar) dan minuman terasa enak bagi pelanggan. Meskipun bahan baku, ukuran, komposisi dan proses produksi di cafe kami sudah ada panduan tertulis.

Keempat, Jejaring yang Kuat.

Banyaknya BUMN/BUMD yang merugi, stagnan, “hidup segan mati tak mau” rasanya cukup menjadi pembelajaran bagi Pimpinan/MEK Muhammadiyah sebelum membangun badan usaha/bisnis sektor riil, jasa keuangan/perbankan dan industri. Kegagalan Bank Perserikatan di masa lalu jangan sampai terulang. Termasuk mempelajari “miss kalkulasi” produsen masker kain dan penyedia jasa PCR test yang merugi di masa pandemi Covid akibat over estimate, over stock dan produk terkena expired-date.

Kelima, Sinergi dan Kolaborasi.

Jika kita belum punya pengalaman lama, jaringan luas, sistem yang mapan maka bersinergi, bekerja sama dan kolaborasi dengan pihak lain menjadi suatu keniscayaan. Ada kaidah bisnis (norma dan etika) yang musti dipenuhi dalam menjalankan bisnis di sektor apapun.

Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, maka saya menyarankan MEK Kendal silaturahmi dan musyawarah dengan pemilik Sari Group, agar berkenan menjadi mitra bisnis membangun toko “mart-mart” di Kendal. Sebagai teman sejak kecil dan saudara di PDPM Kendal, saya paham “karakter bisnis” sekelas HM. Widodo.

Bagi kami (saya dan HM. Widodo) tidak elok berbisnis dengan Muhammadiyah yang musti dijaga “kesuciannya” sebagai Gerakan Islam, Dakwah dan Tajdid. Lebih baik kami berzakat, berinfaq, sedekah dan wakaf melalui Muhammadiyah. Ada rasa naif manakala kami mengambil untung. Bagi kami “Brand Muhammadiyah” harus dijaga marwahnya untuk selalu “benefit oriented” memberi kemanfaatan dunia akhirat, ketimbang “profit oriented” bagi pribadi, keluarga dan kelompok. Kami lebih nyaman bekerjasama bisnis dengan perorangan/perusahaan daripada rohanisasi/ persyarikatan.

Baca juga :  Dari Sayur Pare hingga Yaumil Hisab

Tidak saja merasa nyaman berbisnis dalam konteks strategis dan taktis, tetapi juga tidak ribet menghabiskan energi untuk hal-hal yang bersifat teknis aplikatif. Contohnya Sari Group selama ini menjual rokok, kitab yasin tahlil dan aneka minuman berkarbonansi/soda yang dibutuhkan konsumen. Apakah kira-kira pimpinan/kader/warga Muhammadiyah “Garis Kaku” bisa memaklumi atau bakal membully ?.

Toko Mina Sari

Setelah mengadakan musyawarah, rapat, bussiness meeting berkali-kali terkait nama toko, modal dan investasi, model dan bentuk kerjasama tercapai mufakat “deal”, lahir Toko Mina Sari menempati 3 kios di kompleks PDM Kendal. Saya sendiri tidak mengetahui detail perjanjian kerjasamanya. Yang jelas saya bahagia dan senang Sari Group mau berpartner dengan MEK PDM Kendal.

Hari Ahad 16 Februari 2020, Toko Mina Sari, dengan investasi/modal Rp 2,3 M diresmikan Dr. H. Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah. Didampingi Ketua MEK PWM Jateng dan Suwargi H. Muslim Ketua PDM Kendal. Sebulan kemudian Pandemi Covid-19 datang. Sebuah tantangan dan hambatan yang melanda semua usaha perdagangan, tak terkecuali Sari Group. Dibutuhkan Pengelola yang Tangguh, Tanggap dan Tanggon melewati masa sulit agar bisnis tidak pailit.

16 Februari 2023 nanti, Mina Sari genap berumur 2 tahun. Usia belia bagi sebuah bisnis untuk dinilai. Apalagi Indomaret dengan ukuran toko lebih besar sebagai kompetitor tersohor sudah berdiri lebih dulu didekatnya. Namun saya yakin, HM. Widodo yang telah berpengalaman 30 tahun di bisnis pangan (kebutuhan pokok, bahan kimia mamin, kebutuhan rumah tangga) mampu melewati masa kritis akibat pandemi.

Rasa optimis saya terbukti tatkala Rabu Pon, 1 Februari 2023, kami menemui Ruli, manager Mina Sari di ruang kerjanya. Saya baca Tabel Target Penjualan (Omzet) bulan Januari 2023 sebesar Rp 1,2 Milyar.
“Berapa realisasi omzet bulan Januari ?” tanya saya.
“Sebentar om saya bukakan data riilnya” jawabnya sambil membuka komputer di meja kerja. Dan klikā€¦keluarlah angka sebesar Rp 1,4xx M. Alhamdulillah, barakallah.
Semoga toko Mina Sari bisa menjadi rule-model pengembangan Toko di lingkungan persyarikatan, BUMM (Badan Usaha Milik Muhammadiyah), BUMWM (Badan Usaha Milik Warga Muhammadiyah), khususnya di Jawa Tengah.
Wallahua’lam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *