Muriamu.id, Kudus – Ta’sis Masjid Al Aqsha Menara Kudus ke-488 tahun ini diperkirakan berlangsung meriah. Rangkaian acara memperingati berdirinya masjid dan Menara Kudus kali ini mengangkat tema “Keadaban untuk peradaban” dan akan digelar selama sepekan, sejak Sabtu (04/02/2023) hingga Kamis (09/03/2023). Beragam kegiatan yang dilaksanakan meliputi festival kuliner, seni budaya, hingga diskusi menggali akar budaya dan sejarah Kudus yang tidak bisa dilepaskan dari berdirinya Masjid Al Aqsha dan Menara Kudus.
Ketua Steering Committee Perayaan Ta’sis Masjid Al Aqsha Menara Kudus, Abdul Djalil menyebutkan bahwa Ta’sis akan menjadi agenda tahunan selain prosesi buka luwur yang dilaksanakan setiap bulan Muharram. Ta’sis atau proses berdirinya Menara Kudus ditunjukkan melalui artefak candra sengkala yang ada di dalam masjid. Lewat artefak tersebut diyakini bahwa berdirinya masjid Al Aqsha Menara Kudus jatuh pada 19 Rajab tahun 956 Hijriyah.
Salah satu agenda yang digelar adalah Pasamuan Ta’sis yang akan digelar pada hari Rabu, 08 Februari 2023 mulai pukul 19.30 WIB di Panggung Kaki Menara Kudus. Acara ini juga dapat diikuti melalui streaming youtube Official Menara Kudus. Direncanakan hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Wakil Gubernur Jawa Tengah KH Taj Yasin Maimoen, Prof. Abdul Djamil, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag yang juga Rektor UIN Walisongo Semarang, Nusron Wahid, Anggota DPR RI dari Partai Golkar yang juga Ketua GP Ansor periode 2011-2016, Budayawan Chandra Malik, Jadul Maula dan Sosiawan Leak.
Yang menarik adalah adanya nama Prof. Abdul Mu’ti, Sekum PP Muhammadiyah yang juga didapuk sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut. Prof. Abdul Mu’ti sendiri beberapa waktu lalu terpilih kembali sebagai Sekum PP Muhammadiyah untuk kedua kalinya. Prof Mu’ti memang berasal dari Kudus dan dikenal cukup dekat dengan kalangan Nahdliyin. Bahkan sebagian diantara keluarga besarnya di kampung halaman adalah nahdliyin tulen dan menjadi pengurus NU di tingkat ranting hingga cabang.

Pria kelahiran Kudus, 02 September 1968 ini tak jarang melontarkan humor yang berkaitan dengan hubungan NU dan Muhammadiyah, sesuatu yang ‘jarang ‘tidak lazim” dilakukan oleh tokoh Muhammadiyah. Joke terbarunya soal perbedaan panggilan putra Kyai NU dan Muhammadiyah yang disebutnya Gus dan Guys viral di media sosial.
Kehadiran tokoh Muhammadiyah dalam kegiatan Ta’sis Menara Kudus diharapkan semakin mempererat persaudaraan antara dua kekuatan besar ormas Islam ini, baik di Kudus sendiri maupun di tingkat nasional.
Kontributor: Sam
Redaktur: Sam