Oleh : Budi Hastono*
Memasyarakatkan dan mempraktikkan budaya bersih, sehat, dan indah lingkungan disertai kebersihan fisik dan jasmani yang menunjukkan keimanan dan kesalihan. (PHIWM)
Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 di Surakarta melalui acara Doorstop Afiliasi yang tersaji di Youtube Muhammadiyah Chanel, Panitia menyebutkan bahwa Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah mengusung isu MUKTAMAR BERSIH, isu tentang kebersihan Indonesia memang cukup pelik, jika kita melihat data riset kementrian kesehatan bahwa di tahun 2018 melalui website Badan Litbang Kementrian dalam negeri yang ditayangkan oleh CNN diketahui bahwa terdapat 20 persen saja masyarakat Indonesia yang peduli terhadap kebersihan dan kesehatan, hanya sekitar 52 juta jiwa dari 260-an juta masyarakat Indonesia yang memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekitar dan dampaknya terhadap kesehatan, dan mungkinkah kita sebagai masyarakat Indonesia khususnya warga Muhammadiyah merupakan populasi 20 persen itu? Pertanyaan yang mari kita jawab dan praktikan di Muktamar nanti.
Sikap Bersih warga Jepang
Negara jepang tentunya negara yang warganya terkenal memiliki kebiasaan dan kesadaran kebersihan yang luar biasa, warga dunia tentunya pernah disajikan berita luar biasa tentang warga jepang yang memungut sampah sekitar tempat duduknya di stadion-stadion penyelenggaraan piala dunia di tahun 2014 (Brasil) dan 2020 (Rusia), kesadaran itu ternyata memang sudah diterapkan mereka sedari kecil, hal tersebut tentunya sudah banyak diulas di berbagai artikel bagaimana anak-anak kecil di Jepang diajarkan membuang sampah yang benar, memilah sampah yang benar, dan bahkan budaya piket kelas di sekolah adalah budaya yang masih terjaga sampai saat ini, apakah sekolah kita di usia dasar masih ada budaya piket kelas? Sepertinya perlu di galakkan kembali.
Di Jepang pun memiliki tempat sampah yang sangat modern, teknologi tempat sampah yang dikembangkan perusahaan Takemura yang menamakan tempat sampah dengan nama SmaGo (Smart Action on the go) di Omotesando Tokyo yang dilengkapi dengan teknologi dari penel surya untuk memberi tahu bahwa sampah telah penuh serta dengan desain yang menarik. Jika tempat pembuangan sampah saya begitu di lirik oleh perusahaan untuk proses pembudayaan membuang sampah yang baik maka ini merupakan indikasi bahwa negara tersebut warganya begitu mencintai kebersihan. Pun, kita sebagai warga Muhamamdiyah juga harus senantiasa memiliki kecintaan terhadap kebersihan, paling tidak jika esok di arena Muktamar kita memakan permen maka bungkus permen yang kecil itu dikantongi terlebih dahulu sebelum nantinya di buang di tempat sampah terdekat.
Denmark Negara terbersih
Universitas Yale dan Universitas Columbia bekerja sama dengan Forum Ekonomi Dunia beberapa waktu lalu merilis hasil riset negara-negara yang paling bersih di dunia pada 2020, hasil dari riset tersebut Denmark dinobatkan sebagai negara paling bersih di dunia. Munculnya Denmark sebagai negara terbesih tersebut tidak luput dari pemerintah Denmart yang senantiasa menerapkan prinsip sutainability untuk menjaga kebersihan, penggunaan air, untuk memerangi perubahan iklim. Bahkan, dinyatakan dalam penelitian tersebuh bahwa warga Denmark mencapai 50 persen warganya pergi bekerja menaiki sepeda sehingga mampu mengurangi tingkat polusi. Bahwa warga denmark memiliki lifestyle bersih yang menarik yakni, Mengisi event besar yang mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan, banyak menggunakan bahan organik untuk makanannya, memanfaatkan rooftop rumah sebagai perkebunan, dalam membuka tempat usaha, mereka selalu menyertakan unsur hijau di dalamnya, dan selalu memilih kendaraan non-polusi dalam menjalankan aktivitasnya (idn.times)
Kesadaran memungut sampah sendiri maupun lingkungan sekitar warga jepang, kemampuan memilah sampah sesuai jenisnya dari anak-anak jepang, membersihkan kelas warga sekolah di Jepang tentunya harus kita jadikan sebagai contoh untuk kita lakukan khususnya memungut, membawa, dan membuang sampah sendiri di tempatnya patut kita lakukan dan laksanakan esok di event Muktamar. Denmark sebagai negara terbesih dengan budaya bersih warganya bisa dijadikan role model kita sebagai warga Muhammadiyah untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.
Kader Hijau Muhammadiyah
Gerakan kader Hijau dilingkungan Muhammadiyah tentunya sudah kita dengar di berbagai kesempatan, berhimpunya kaum muda dalam ide ekologis tentunya memberi warna baru di dalam tubuh Muhammadiyah mengenai kesadaran lingkungan, di kutip dari laman kaderhijaumuhammadiyah disebutkan bawah tujuan dari gerakan ini adalah “’Manifestasi Dakwah Muhammadiyah yang berlandaskan semangat pembebasan, pembaharuan dan pencerahan K.H. Ahmad Dahlan, dalam rangka menjaga dan mengupayakan kelestarian lingkungan Hidup”.
Upaya-upaya yang akan mereka lakukan tercantum dalam ikhtiar yang mereka lakukan yaitu; (1). Menghimpun kader Muhammadiyah yang memiliki orientasi terhadap isu sosial-ekologis, (2). Membina kader Muhammadiyah dalam peningkatan kapasitas keilmuan dan pemahaman kritis terhadap persoalan sosial-ekologis, (3). Menggerakkan kader Muhammadiyah untuk aktif dalam upaya pendampingan masyarakat tedampak konflik sosial-ekologis. Kesadaran yang terhimpun ini tentunya dilanjutkan dengan banyak program antara lain eco-masjid, eco-school, Eco-Art bahkan merambah ke sastra hijau. Kesadaran-kesadaran mengenai lingkungan hijau memang harus terus di gelorakan, dan perilaku menjaga kebersihan di area muktamar esok menjadi tanggung jawab kita bersama.
Pedoman Bersih Warga Muhammadiyah
Muhammadiyah melalui Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) menuliskan pada poin I mengenai ‘Kehidupan dalam melestarikan lingkungan’ menyebutkan agar warga muhamamdiyah sepatutnya menggunakan pedoman “(4). Memasyarakatkan dan mempraktikan budaya bersih, sehat, dan indah lingkungan disertai kebersihan fisik dan jasmani yang menunjukan keimanan dan kesalihan”. Konsep pelestarian lingkungan yang sudah diputuskan dalam Keputusan Muktamar Muhammadiyah Ke-44Tanggal 8 s/d 11 Juli Tahun 2000 Di Jakarta, 22 tahun sudah PHIWM dijadikan sebagai pedoman warga Muhammadiyah khusunya soal kebersihan.
Pun jika kita menuju ke pedoman selanjutanya pada nomor (6) disebutkan bahwa “Melakukan kerjasama-kerjasama dan aksi-aksi praksis dengan berbagai pihak baik perseorangan maupun kolektif untuk terpeliharanya keseimbangan, kelestarian, dan keselamatan lingkungan hidup serta terhindarnya kerusakan- kerusakan lingkungan hidup sebagai wujud dari sikap pengabdian dan kekhalifahan dalam mengemban misi kehidupan di muka bumi ini untuk keselamatan hidup di dunia dan akhirat.”
Pedoman pada nomor 4 dan nomor 6 di atas tentunya patut kita pahami bersama untuk dilakukan dan dilaksanakan segenap warga Muhammadiyah dan khususnya dilaksanakan besok ketika kita semuanya hadir di area Muktamar baik di wilayah Amal usaha Muhammadiyah bahkan lebih khusus pada wilayah-wilayah umum lainnya yang akan menunjukan wajah bersih Muhammadiyah. Kata “Perseorangan maupun Kolektif” menjadi perkara penting, yang mana kesadaran personal yang dilanjutkan dengan kesadaran kolektif menjadi penting untuk dilakukan, Isu MUKTAMAR BERSIH tentunya menjadi isu kolektif yang harus kita jalankan secara personal agar ruang-ruang hijau tetap terjaga dan lestari. MUKTAMAR BERSIH adalah tanggung jawab kita bersama, sesuai dengan lirik timesong Muktamar bahwa “Di Solo Jalin Ukhuwah (Kesaran menjaga lingkungan), Muktamar Satukan Langkah (menjaga Muktamar bersih), Bersama Majukan Indonesia (Indonesia Bersih).