IslamNasionalNews

Muhammadiyah Umumkan Hasil Hisab, Awal Puasa Sama Idul Fitri Bisa Berbeda dengan Pemerintah


Muriamu.id, Yogyakarta – Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1444 Hijriah atau awal dimulainya ibadah puasa Ramadan jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023, dan 1 Syawal 1444 H atau Hari Raya Idul Fitri 1444 H jatuh pada Jumat, 21 April 2023.

Keputusan itu dibacakan Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti saat membacakan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1444 H di Yogyakarta yang turut disiarkan secara daring, Senin (6/2/2023).

Baca juga :  Muhammadiyah - Aisyiyah Getassrabi Dipimpin Pasangan Suami Istri Ini

“Umur Bulan Syakban 1444 H adalah 30 hari dan tanggal 1 Ramadan 1444 H jatuh pada hari Kamis Pon, 23 Maret 2023 M. Jadi mulai tarawih Rabu malam,” ucap Sayuti.

Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah bernomor 1/MLM/I.0/E/2023 tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si dan Sekretaris Muhammad Sayuti,M.Pd, M.Ed, Ph.D.

Dengan keputusan itu, warga Muhammadiyah akan menjalankan puasa Ramadan mulai 23 Maret 2023 dan mendirikan salat tarawih pertama sehari sebelumnya, Rabu, 22 Maret 2023.

Baca juga :  Turba Ke PCM Kota Kudus, Lazismu Kudus dorong Pimpinan Cabang Memiliki Satu Amil

Berdasarkan hasil hisab tersebut, Muhammadiyah juga menetapkan 1 Zulhijah akan jatuh pada Senin, 19 Juni 2023.

Dengan demikian, Hari Arafah atau 9 Zulhijah 1444 H akan jatuh pada Selasa, 27 Juni 2023. Hari Raya Idul Adha atau 10 Zulhijah 1444 H jatuh pada Rabu, 28 Juni 2023.

Sejauh ini, Pemerintah belum menentukan kapan jatuhnya 1 Ramadhan 1444 H karena menggunakan metode penetapan yang berbeda dari Muhammadiyah.

Baca juga :  Muhammadiyah Pati Resmi Bangun LKSA, Ketua PDM Pati : Jadi Perkaderan yang Unggul dan Berkualitas

Dalam penetapan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha, pemerintah menggunakan kriteria imkanur rukyat. Bulan baru dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat yang mendapat masukan dan kritik.

Sehingga dengan kriteria tersebut, ada potensi terjadi perbedaan penetapan idul fitri dan idul adha antara Muhammadiyah dan Pemerintah.

Kontributor: Sam

Redaktur: Sam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *