NasionalNews

Milad ke-94 Nasyiatul Aisyiyah : Merawat Damai Menggelorakan Semesta

Muriamu.id, Kudus – Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia menjadi sorotan penting dalam hal moderasi beragama. Diketahui, masyarakat Indonesia dalam Negara Kesatuan Repbulik Indonesia memiliki tingkat keragaman yang tinggi, mencakup beraneka ragam etnis, bahasa, agama, budaya dan status sosial. Sementara itu, masih banyak dijumpai sebagian masyarakat (termasuk yang beragama Islam), enggan mengakui bahwa heterogenitas atau kemajemukan adalah keniscayaan dalam kehidupan umat manusia. Sebagai konsekuensinya, Masyarakat dan umat Islam dihadapkan pada polarisasi dan konflik perbedaan. Tak pelak, kekerasan pun kerap digunakan sebagai bentuk pembelaan di tengah kehidupan yang multikultural. Polarisasi secara ekstrem tersebut berpotensi mengganggu kehangatan berwarga negara, bahkan besar beresiko merusak sendi persatuan dan kesatuan. Pada aras ini, dibutuhkan pemahaman terpadu mengenai moderasi dalam beragama dan berkehidupan secara kontekstual bukan semata secara tekstual.

Milad Aisyiyah ke 94

Sebagai agama samawi terakhir yang telah disempurnakan ajarannya, Islam dipersepsikan mangandung ajaran-ajaran moderat di dalamnya atau dikenal dengan moderasi Islam (Islam wasathiyyah). Dalam struktur ajarannya, Islam hampir selalu memadukan kedua titik esktrimitas yang saling berlawanan.  Seperti halnya mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya luhur, kehidupan pribadi dan keluarga, masyarakat dan berbangsa. Demikian ini diatur dengan maksud agar tidak terjadi benturan, ketidakadilan, kesewenang-wenangan, ketidaknyamanan dan akibat merusak lainnya. Wasathiyyah merupakan salah satu ciri utama ajaran Islam dan karena itu, wajar dinisbahkan kepada salah satu kelopok umat Islam dengan mangabaikan kelompok yang lain.

Baca juga :  MERIAHNYA MILAD KE-25 SD MUHAMMADIYAH GRIBIG, KEMILAU PERAK REKATKAN UKHUWAH

Pada dasarnya, washatiyyah menjadi cerminan sikap tengah yang jauh dari sikap pragmatis dengan hanya berpihak pada salah satu kutub. Wasathiyyah yang menjadi ciri ajaran Islam adalah keseimbangan antara ruh-jasad, dunia-akhirat, agama-negara, individu-masyarakat, ide-relitas, akal-naql, agama-ilmu, modernitas-tradisi, dan seterusnya. Di Indonesia, mazhab moderat organisasi Muhammadiyah menjadi lambang pertahanan moderasi Islam di Indonesia dengan disusunnya kerangka berfikir melalui Manhaj Tarjih. Setidaknya ada lima kekhasan dalam Manhaj Tarjih Muhammadiyah yang menjadi representasi sisi moderat dalam pemahaman kesilaman, yaitu: 1) Wawasan tentang agama, ;2) Tidak berafiliasi pada mzhab tertentu; 3) Tajdid; 4) Keterbukaan; dan 5) Toleransi. 

Hingga saat ini, Muhammadiyah tak henti menyeru seluruh kader dan simpatisan persyarikatan memahami posisi dan kedudukannya sebagai khairu ummah (umat terbaik) dan umatan wasathan (umat tengahan) dengan menghadirkan apa yang dirasakan orang lain sebagai bagian dari ciri peradaban. Cirinya antara lain umat terbaik yang keindahan dan kebaikannya teramati secara fisik, sesuai yang diajarkan, bertindak bijaksana dengan ilmunya, mengamalkan ajaran Islam secara wajar, tidak berlebih-lebihan, menegakkan hukum secara adil, mengambil jalan tengah dalam menyelesaikan masalah, serta moderat menyikapi perbedaan. Maka dengan pemahaman tersebut, Islam yang sempurna dapat ditampilkan secara indah dan mneyenangkan sebagai perwujudan dari kedamaian serta memiliki daya tarik karena keindahan itu sendiri. Sebab, Islam washatiyyah diharapkan dapat ditunjukkan sebagai Islam yang menjadikan orang lain senang dengan apa yang dilakukan oleh kaum muslimin.

Baca juga :  Kegembiraan warga persyarikatan mancanegara jelang muktamar 48

Nasyiatul Aisyiyah adalah organisasi sayap Muhammadiyah yang berbasis perempuan muda usia 17 – 40 tahun. Lahir di Yogyakarta pada tanggal 16 Mei 1931 bertepatan dengan 28 Dzulhijjah 1349 H. Organisasi Nasyiatul Aisyiyah bergerak dalam bidang keagamaan, sosial dan kemasyarakatan. Sebagai organisasi perempuan muda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah menjadi salah satu anak panah untuk melesatkan islam wasthiyah secara holitistk dan massif sampai pada masyarakat grass root untuk membangun khoiru ummah dan ummatan wasathan sebagaimana spirit Muhammadiyah dalam membangun peradaban semesta yang toleran dan damai. Pada Momen Milad 91/94 Nasyiatul Aisyiyah meneguhkan spirit tersebut dengan tema “Merawat Damai Menggelorakan Semesta”.

Baca juga :  Badut Zeta Ajarkan Keselamatan Lalu Lintas Pada Anak-Anak KBAT Birrul Walidain Kudus

Milad ke-94 diadakan di Amphitarium Universitas Ahmad Dahlan pada Ahad (24/7).  Pada milad kali Nasyiatul Aisyiyah meneguhkan spirit gerakannya  dengan tema “Merawat Damai, Menggelorakan Semesta”.

Kegiatan ini selain dilaksanakan di Universitas Ahmad Dahlan juga dihadiri oleh 500 peserta secara luring melalui Zoom dan media sosial PP Nasyiatul Aisyiyah. Acara ini dihadiri oleh Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamadiyah; Siti Noordjannah Djohantini, Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah; Raja Juli Antoni, Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia; dan Muchlas, Rektor Universitas Ahmad Dahlan. 

Untuk memeriahkan kegiatan Milad ke-94 Nasyiatul Aisyiyah, dilaksanakan lomab cover lagu muktamar XIV “Nasyiah Berkiprah” dan lomba administrasi untuk tingkat organisasi Nasyiatul Aisyiyah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *