Opini

Mewujudkan Gerakan Pemuda Muhammadiyah Inklusif Menggembirakan

Oleh: Riza A. Novanto
Ketua PCPM Talang II

Pemuda Muhammadiyah merupakan salah satu Organisasi Otonom Muhammadiyah yang tentunya dalam geraknya harus membawa risalah dakwah persyarikatan. Selain itu, Pemuda Muhammadiyah juga merupakan representasi pemuda Indonesia sehingga memiliki tanggung jawab dalam memajukan Indonesia sehingga Pemuda Muhammadiyah dituntut mampu mengaktualisasikan peran keduanya baik di ranah persyarikatan maupun ranah kebangsaan secara luas.

Muhammadiyah sebagai induk organisasi selalu memegang teguh prinsip kolektif kolegial yang mana ini juga harus dipegang oleh Pemuda Muhammadiyah sebagai Ortom yang akan mewarisi Persyaratan. Sehingga menjadi kader Pemuda Muhammadiyah bukan hanya sebatas untuk pelengkap untuk kepentingan sesaat apalagi untuk kepentingan pribadi, jika demikian maka hal ini tentu akan merusak citra Pemuda Muhammadiyah. Lebih-lebih jelang tahun politik 2024, Pemuda Muhammadiyah mempunyai peran dalam upaya menjaga moralitas bangsa bukan malah menyeret Pemuda Muhammadiyah ke ranah politik praktis apalagi hanya untuk kepentingan pribadi.

Inklusif Menggembirakan

Gerakan Pemuda Muhammadiyah harus lebih inklusif menggembirakan dengan tetap memegang prinsip kolektif kolegial serta bisa menjadi garda terdepan dalam menggerakkan dakwah persyarikatan.

Baca juga :  Tulup dan Dandangan

Persoalan-persoalan dakwah yang membawa misi Ke-Islaman dan ke-Muhammadiyahan serta ke-Indonesiaan harus selalu dikedepankan oleh para kader muda ini dalam berbagai aktifitasnya. Di samping itu juga kegiatan yang bersifat kepedulian terhadap masalah lingkungan, kebangsaan dan HAM hendaknya tidak dilupakan begitu saja. Pemuda Muhammadiyah harus mampu menunjukkan aksinya di masyarakat secara elegan, transparan dan konkrit, serta mengedepankan profesionalisme.

Dinamika Pemuda Muhammadiyah dan Ortom tentunya bukan hanya diranah-ranah khusus yang ditandai dengan Muktamar, Musywil, Musyda hingga Musyran, serta pengukuhan pimpinan ditiap tingkatkan. Namun lebih dari itu, perhelatan Musyawarah ditiap tingkatkan tersebut harus diiringi dengan gagasan dan aktifitas yang real dalam gerakannya, sehingga seorang kader Pemuda Muhammadiyah tidak hanya “nongol” saat Musywil, Musyda hingga Musyran namun benar-benar “nyata bergerak” untuk dakwah Persyarikatan.

Inklusif Menggembirakan ditandai dengan adanya program yang mengakomodir kebutuhan para Kadernya. Inklusif merupakan sikap yang bisa memahami sudut pandang orang lain. Begitu pun pada pemimpin yang inklusif, ia haus selalu berusaha memahami sudut pandang orang lain, termasuk dalam hal setiap orang memiliki latar belakang, kepercayaan, dan budaya yang berbeda. Hal inilah yang menjadikan alasan dalam ber Pemuda Muhammadiyah yang mengedepankan kolektif kolegial namun tetap menggembirakan, tetap gembira dalam geraknya, tetap gembira dalam situasi dan kondisi apapun.

Baca juga :  Budaya Nusantara dan Penguatan Ormas di Kota Semarang

Bergerak “Das-Des, Sat-Set”

Pemuda Muhammadiyah tentu menjadi bagian dari Angkatan Muda Muhammadiyah yang harus mampu menjadi pionir dalam segala aktifitas bagi generasi muda persyarikatan.

Pemuda Muhammadiyah sebagai garda terdepan tersebut harus menjadi ciri gerakan yang lebih progresif, komprehensif dan Inklusif Menggembirakan. Maka dalam geraknya Pemuda Muhammadiyah harus “Das-Des, Sat-Set” dalam berbagai aspek.

(DAS)– DASar Ideologi Muhammadiyah harus diperkokoh. Hal ini tentu menjadi perhatian bersama, pasalnya Pemuda Muhammadiyah sangat dekat dengan Muhammadiyah sebagai penerus dan penyempurna gerakannya. Maka kader Pemuda Muhammadiyah harus memperkuat pemahaman ideologi Muhammadiyah.

Baca juga :  MERDEKA

(DES) – DESa yang terdapat Ranting Muhammadiyah harus ada Ranting Pemuda Muhammadiyah. Ini PR bersama bagi seluruh jajaran Pimpinan Pemuda Muhammadiyah dan Muhammadiyah itu sendiri. Sebab diberbagai titik Desa yang terdapat PRM belum ada Pemuda Muhammadiyah Ranting. Sehingga akan menyulitkan PRM dalam mencari kader pengganti dimasa yang akan datang. Akan kurang elok jika “tiba-tiba” jadi PRM tanpa melewati proses pengkaderan sejak Ortom.

(SAT) – SATu komando. Sebagai bagian dari Persyaratan Muhammadiyah tentunya Pemuda Muhammadiyah harus sejalan dengan Muhammadiyah.

(SET) – SETiap Desa/Ranting Setidaknya minimal ada 3 KOKAM (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah) yang aktif. Hal ini tentu bertujuan untuk menjadi bagian dari penjaga aset ditiap-tiap Ranting dan setiap kegiatan Persyarikatan.

Terakhir penulis berharap tulisan ini bukan hanya dibaca, tetapi dimaknai sebagai bagian dari instrospeksi gerakan agar warwah Pemuda Muhammadiyah tetap berada pada garis Koridor Persyarikatan.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *