Opini

Menjaga Pemilu Supaya Tetap Damai

Oleh: Syahirul Alem, Pustakawan SMP Muhammadiyah 1 Kudus

Makin mendekati hari H pencoblosan, Suasana mulai panas dikalangan elit, saling sindir satu dengan yang lain baik dalam bentuk pernyataan ataupun gesture yang memancing lawan politiknya melakukan tindakan yang sama. Di satu sisi masyarakat masih adem ayem karena sibuk dengan rutinitas sehari-hari. Apapun gambar partai ataupun caleg yang berjejer di pinggir jalan seakan tidak tersapa oleh para pengguna jalan baik motor maupun mobil. Terkesan masyarakat bersikap apatis namun bukan apatis beneran karena pada hari H Pemilu diharapkan warga tetap berbondong-bondong memenuhi undangan ke tempat pemungutan suara.

Kampanyae terbuka paslon capres-cawapres makin marak dengan mobilisasi massa namun nyaris tidak terdengar adanya konflik horizontal dan bentrok antar pendukung. Kesan damai Pemilu 2024 menandakan masyarakat makin dewasa bahwa pemilu bukan ajang untuk adu kekuatan namun adu gagasan serta aspirasi masyarakat. Seolah telah belajar dari pengalaman pada pemilu sebelumnya, seringkali terjadi gesekan baik elit maupun kalangan akar rumput. Perangkat kepanitian pemilu sudah tertata rapi dari pusat sampai petugas TPS, hal itu menandakan kesiapan pemilu 2024. Partai politik peserta pemilu juga terus memanasi mesin-mesin politik untuk meraih suara yang optimal bagi partai kecil adalah perjuangan untuk lolos dari batasan parlement treshold. Para kandidat anggota DPD juga terus memanfaatkan ruang publik untuk mengenalkan dirinya, supaya dikenal dikalangan masyarakat dan dipilih menajadi senator untuk mewakili Dapil propinsi masing-masing.

Pemilu 2024 adalah pemilu estafet kepemimpinan, sebagaimana amanat konstitusi bahwa presiden hanya bisa dipilih kembali untuk satu periode. suksesi kepemimpinan yang akan membawa bangsa ini menuju pada masa depan yang lebih baik lagi. Konflik diberbagai belahan dunia akibat proses politik yang mengalami kebuntuan jangan sampai menjadi momok di tengah panasnya persaingan menuju kursi RI 1& RI 2. Keakuratan hasil coblosan telah dirancang oleh KPU dengan menggunakan aplikasi Si Rekap pada tingkat KPPS. Penggunaan sistem aplikasi yang langsung bisa membaca hasil pemungutan suara adalah ikhtiar KPU untuk menyelenggarakan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas & rahasia sehingga pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu bisa dipertanggungjawabkan secara akuntabel pada publik maupun pada dunia International terhadap proses transisi politik yang berjalan secara damai dan kondusif. Menjaga pemilu damai merupakan tindakan yang penting untuk memastikan bahwa roda ekonomi dapat berputar secara normal. Pesta demokrasi lima tahunan ini adalah hajat seluruh masyarakat Indonesia yang difasilitasi oleh pemerintah melalui KPU. Penyelenggara Pemilu di semua tingkatan yaitu pusat sampai pada tingkat KPPS adalah anggota masyarakat yang peduli tehadap proses demokrasi di negeri ini. Demikian juga partai politik adalah representasi dari aspirasi masyarakat yang ingin menyuarakan kepeduliannya terhadap bangsa ini melalui wadah partai politik. Partai Politik peserta pemilu 2024 jumlahnya adalah 18 parpol yang dianggap sudah cukup mewakili aspirasi seluruh warga masyarakat.

Baca juga :  Air Mineral, BBM, dan Pesan-Pesan Kehidupan

Polarisasi dukungan pada calon tertentu baik Paslon Presiden &Wakil Presiden, DPD maupun Anggota legislatif adalah wajar dalam pemilihan Umum sebagai bentuk dukungan riil terhadap calon-calon tertentu. Hingar bingar dukungan terbukti tidak memecah belah masyarakat, sehingga kegiatan yang ada di masyarakat yang dilaksanakan secara rutin seperti Pengajian maupun pertemuan di tingkat RT & RW dapat terlaksana dengan baik. Artinya masyarakat masih merasa sebagai saudara antara satu dan yang lain bukan karena dukungan saat pemilu berakibat masyarakat terpecah belah. Sudah lebih dari satu dasawarsa pemilu di era reformasi, pergantian pemimpin RI 1 & RI 2 berjalan silih berganti . Namun kesejahteraan secara riil masih sebatas impian, antara harapan dan beban berjalan kurang seimbang makin banyak beban masyarakat yang dirasakan dari pada harapan lewat janji-janji politik yang hanya sebatas janji.  Itulah yang dirasakan masyarakat sehingga hiruk pikuk masa kampanye disikapi denga biasa-biasa saja, Masyarakat lebih senang sibuk dengan profesi dan pekerjaan yang harus ditekuni untuk menafkahi keluargannya.

Kesigapan aparat pemerintah dalam mendeteksi setiap kerawanan sosial saat kampanye juga patut diapresiasi tingkat pengamanan terhadap para paslon capres maupun cawapres adalah bukti bagaimana aparat keamanan Polri & TNI dengan sigap mengamankan symbol-simbol negara peserta Pemilu. Selain itu terhadap massa kampanye terbuka juga adanya koordinasi yang baik sehingga kegiatan berjalan lancar. Oposisi yang makin kritis terhadap penyelenggara negara hanya sebatas kegundahan hati atas kekuatiran kembalinya rezim otoriter sebagaimana periode masa lalu seperti orde baru yang berpotensi menyederai semangat reformasi. Di kalangan massa akar rumput  justru tidak terpengaruh karena masyarakat memiliki agenda sendiri-sendiri.

Baca juga :  Strategi Mengembangkan Sekolah Swasta

Pemilu adalah wahana yang tepat untuk melahirkan para negarawan sekaligus sebagai tempat menjaring potensi besar bagi orang-orang berbakat dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun Politik saat ini masih sebatas ambisi untuk meraih jabatan publik bagi siapapun yang ingin mendapatkan posisi penting tersebut. Sisi positif pesta pemilu adalah sarana melahirkan para tokoh-tokoh baru sehingga bagian dari penataan profesi kerja sebagai negarawan dan politisi walaupun dengan jumlah yng terbatas namun memiliki  efek ekonomi yang tidak sedikit karena pengaruh dan kedudukannya. Yang terpenting adalah siapapun yang menduduki jabatan politik jangan sampai membiasakan diri dengan budaya korupsi yang makin semarak sehingga banyak sekali para penyelenggara negara yang di tangkap KPK. Itulah yang menyebabkan demokrasi di Indonesia makin mahal , karena unsur uang akan mempengaruhi tingkat keterpilihan dan memilih sehingga ujung-ujungnya uang negara jadi pelampiasan untuk menggatikannya alias terkorupsi.

Di masa akhir kampanye saat ini pemilih tampaknya sudah mulai memutuskan dengan siapa suaranya akan disalurkan, berbagai lembaga survey juga sudah merilis makin kecilnya angka mengambang, hal itu menandakan pesta demokrasi lima tahun tetap di apresiasi masyarakat. Para penyelanggara pemilu di tingkat PPS & KPPS juga telah menunjukan kesiapannya untuk menyukseskan pemilu di desa masing-masing, harapannya dengan sukarela rakyat datang ketempat pencoblosan apalagi saaat pencoblosan adalah hari  libur nasional sehingga siapapun bisa melaksanakan coblosan denga aman nyaman dan memilih sesuai hati nurani tanpa tekanan dari pihak manapun.

Berbagai pelanggaraan dan sengketa pemilu nanti juga ada telah diatur mekanismenya. Bawaslu dan jajaran di bawahnya ikut aktif mengawasi para penyelanggara dan peserta pemilu. Potensi pelanggaran yang terjadi sebelum, saat dan pasca pemilu sudah diatur mekanismenya termasuk gugatan perselisihan hasil pemilu yang juga disidangkan oleh Mahkamah Konstitusi berdasarkan bukti-bukti riil di lapangan. Bahkan bila memungkinkan bisa diadakan pemilihan suara ulang bila diketemukan terjadi kecerobohan pada tingkat penyelenggara KPPS. Sistem yang sudah mulai tertata dan terpola ini adalah bagaian dari ikhtiar untuk menyelenggarakan pemilu secara efektif dan efisien. Pemilihan serentak presiden wakil presidem, DPD maupan anggota dewan adalah wujudnya yang kemudian di susul dengan kegiatan pilkada serentak di seluruh Indonesia baik itu pilgub, pilwakot dan juga pilkada sehingga aktivitas masyarkat dan roda ekonomi tidak terganggu seperti pemilihan yang dilakukan secara berulang sehingga membuat masyarakat makin  jenuh yang berdampak menurunnya minat untuk datang keTPS.

Baca juga :  Ber-Idul Fitri (Bukan) Hanya Saling Memaafkan

Keinginan yang kuat untuk menyukseskan pemilu terlihat di masyarakat tingkat desa maupun kelurahan yang berkeinginan supaya keadaan masyarakat ini kondusif. Kepala Desa maupun kelurahan telah memfasilitasi kegiatan panitia pemilihan suara tingkat desa, dengan menjadikan balai desa bagian dari kesekretariatan untuk melakukan koordinasi-koordinasi pemilu demikian juga pada tingkat kecamatan. Ini adalah bagian dari semangat bersama untuk menjadikan pemilu sebagai   aspek untuk meningkatkan kecakapan SDM baik pada tingkat penyelenggara maupun juga peserta pemilu. Pada tingkat penyelenggara telah terfasilitasi dengan diadakannya Bimtek berkala yang terkait dengan teknis penyelenggaraan pemilu. Harapannya modal SDM saat ini masih berkelanjutan pada pemilu yang akan datang terutama tenaga muda-muda yang masih bisa diharapkan potensinya,

Siapapun yang terpilih pada pemilihan kali ini adalah putra terbaik bangsa yang diamanati rakyat untuk menjalankan roda pemerintahan sebaik-baiknya; yang patut didukung oleh segenap rakyat Indonesia. Jangan sampai karena paslon atau parpol yang didukungnya kalah ataupun tidak memperoleh suara yang signifikan menjadikan seseorang menjadi oposisi yang membabi buta yang selalu menyalahkan setiap program pemerintah yang terpilih secara sah. Semoga pemilu 2024 berjalan dengan lancar dan baik sehainga membawa image yang baik di dunia internasional dan pendidikan demokrasi bagi generasi penerus bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *