Opini

Mengoptimalkan Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah

Oleh : Muhammad Bangkit Priyambodo – Peserta Sekolah Tabligh Angkatan II Wonosobo

Dakwah merupakan pokok dari misi kenabian yang wajib dilaksanakan setiap Muslim. Melalui dakwah, Islam dapat disebarkan ke penjuru dunia, mengajak manusia kepada kebaikan dan menjauhkan mereka dari kemungkaran. Dalam konteks dakwah, Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah (GJDJ) muncul sebagai upaya memperkuat syiar Islam dengan pendekatan kebersamaan. GJDJ menekankan pentingnya kerjasama antarindividu dalam menyampaikan dakwah sehingga pesan Islam dapat disebarkan lebih luas, efektif dan berkelanjutan.

Dalam Islam, dakwah bukan hanya menjadi tugas individu namun menjadi pekerjaan bersama. Allah SWT. berfirman:

وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104)

Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah (GJDJ) sendiri ialah bentuk dakwah kolektif yang melibatkan komunitas Muslim dalam upaya menyebarkan syiar Islam. Konsep ini menekankan pada kerja sama, solidaritas dan gotong-royong dalam menyampaikan pesan dakwah. Dengan pendekatan ini, dakwah tidak lagi menjadi tanggung jawab individu saja namun menjadi tanggung jawab bersama yang diemban oleh jamaah secara terorganisir. Sebagaimana Allah SWT. berfirman:

وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2)

Baca juga :  Perempuan beri Kuliah Tujuh Menit: Mengapa Tidak?

Ayat tersebut menjadi dasar bahwa dakwah seharusnya dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai keberkahan dan hasil yang optimal. Dalam GJDJ, setiap individu memiliki peran, baik sebagai penyampai pesan, pendukung logistik, maupun penyedia sumber daya lainnya, sehingga dakwah berjalan secara terorganisir dan berkesinambungan.    

Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah tidak hanya bertujuan menyampaikan pesan Islam, tetapi juga membangun kekuatan kolektif umat Islam. Ada beberapa alasan mengapa GJDJ perlu dioptimalkan di antaranya:

a. Menyatukan Umat Islam

Dakwah yang dilakukan secara berjamaah mampu menyatukan umat Islam dari berbagai latar belakang. Melalui kerja sama dalam dakwah, perbedaan-perbedaan kecil dapat dihilangkan dan umat Islam dapat fokus pada tujuan yang lebih besar, yaitu menegakkan kalimat Allah di muka bumi. Melalui cara berjamaah, umat Islam dapat saling mendukung dalam menyebarkan dakwah dan menghadapi tantangan yang ada.

b. Efektivitas Penyebaran Dakwah

Pendekatan berjamaah memungkinkan penyebaran dakwah yang lebih efektif karena melibatkan banyak pihak. Setiap individu dalam jamaah memiliki peran yang saling melengkapi. Dengan demikian, dakwah dapat menjangkau lebih banyak orang dan lebih terstruktur.

c. Mengatasi Tantangan Zaman

Di era modern, tantangan dakwah semakin kompleks, mulai dari pengaruh globalisasi, sekularisme, hingga ideologi yang bertentangan dengan Islam. Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah memberikan kekuatan kolektif untuk menghadapi tantangan ini secara bersama-sama sehingga dakwah tidak mudah tergerus oleh arus zaman.

Baca juga :  Merejuvenasikan Pendidikan Sosial dan HAM di Tanah Air

Kemudian, bagaimana cara mengoptimalkan metode dakwah tersebut?  diperlukan strategi yang terencana dan terarah untuk melaksanakan GJDJ. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:

a. Membentuk Struktur Organisasi yang Solid

Gerakan dakwah berjamaah memerlukan struktur organisasi yang jelas agar setiap individu memahami tugas dan tanggung jawabnya. Rasulullah ﷺ juga menunjukkan pentingnya organisasi dalam dakwah ketika beliau mengatur para sahabat untuk berdakwah secara terstruktur.

b. Menguatkan Landasan Tauhid dalam Dakwah

Setiap aktivitas dakwah harus dilandasi dengan tauhid yang kuat, yaitu keyakinan kepada keesaan Allah SWT. Tauhid adalah inti dari dakwah Islam. Allah SWT. berfirman:

قُلۡ إِنَّمَآ أَعِظُكُم بِوَٰحِدَةٍ أَن تَقُومُواْ لِلَّهِ مَثۡنَىٰ وَفُرَٰدَىٰ ثُمَّ تَتَفَكَّرُواْ

“Katakanlah: Sesungguhnya aku hanya ingin memperingatkan kamu dengan satu hal saja, yaitu agar kamu berdiri (untuk Allah) berdua-dua atau sendiri-sendiri, kemudian kamu berpikir.” (QS. Saba’: 46)

Dengan landasan tauhid yang kokoh, dakwah akan lebih bermakna dan mampu menyentuh hati orang-orang yang menerimanya.

c. Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Jamaah

Para pendakwah dan anggota jamaah harus selalu meningkatkan ilmu dan keterampilan mereka dalam berdakwah. Hal ini mencakup pemahaman terhadap Al-Qur’an dan Hadits, keterampilan komunikasi, serta penguasaan teknologi untuk menyebarkan dakwah di era digital. Rasulullah SWT. bersabda:

Baca juga :  Merawat Aisyiyah, Merawat Indonesia

“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.” (HR. Bukhari).

Hadis ini mengajarkan bahwa dakwah harus dilakukan berdasarkan ilmu, walaupun hanya sedikit. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas para pendakwah menjadi hal yang sangat penting dalam GJDJ.

d. Memanfaatkan Media dan Teknologi

Di era modern, media sosial dan teknologi digital menjadi alat yang sangat efektif untuk menyebarkan dakwah. GJDJ dapat memanfaatkan platform digital seperti YouTube, Instagram atau TikTok untuk menjangkau generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi. Allah berfirman:

وَٱلۡعَصۡرِ * إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِي خُسۡرٍ * إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, dan saling menasihati dalam kebenaran serta saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. Al-Asr: 1-3)

Ayat ini menjadi pengingat bahwa dalam dakwah, waktu dan teknologi harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menyampaikan kebenaran.

e. Melibatkan Seluruh Lapisan Masyarakat

Dakwah dalam GJDJ harus inklusif dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, baik dari kalangan muda, orang tua, maupun komunitas tertentu. Dengan pendekatan yang inklusif, dakwah dapat menjangkau berbagai kelompok dengan cara yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *