Oleh : Syahirul Alem
(Pustakawan SMP Muhammadiyah 1 Kudus)
Perhelatan muktamar telah selesai dengan terpilihnya kepengurusan baru periode 2022-2027. Pasca muktamar Solo, Muhammadiyah harus terus bergerak merespon kebutuhan umat. Kerja-Kerja intelektualitas sangat dibutuhkan karena dinamika Muhammadiyah yang makin mengglobal. Pentingnya etos kerja untuk membangkitkan ruh persyarikatan sebagai organisasi modern yang Berkemajuan. Generasi Pendahulu adalah referensi yang pas untuk menggerakkan ghirah persyarikatan dari akar rumput sampai pusat. Karena kiprah Muhammadiyah selalu ditunggu-tunggu terutama kiprah kemanusiaan.
Etos Pergerakan
Periode awal Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan dengan penuh keterbatasan. Berawal dari keinginan untuk memperbaiki kemerosotan moral melalui ijtihad dalam pendidikan dan menolong kesengsaraan umat. Pelurusan kiblat langgar kidul yang menimbulkan polemik sampai langgar tersebut dirobohkan. Keterbatasan serta kesulitan bukan berarti mengendurkan semangat pergerakan persyarikatan. Namun sebaliknya terus berusaha dan berikhtiar hingga Muhammadiyah cepat tumbuh berkembang. Muktamar Muhammadiyah baru-baru ini di Solo adalah energi baru, setelah bangsa ini didera wabah Covid-19. Proses Muktamar yang berjalan secara damai telah menghasilkan kepemimpinan baru. Diharapkan kepemimpinan baru makin memacu kinerja persyarikatan supaya lebih berkembang. Internasionalisasi Muhammadiyah adalah spirit bagi kader Muhammadiyah untuk meningkatkan wawasan intelektualitasnya supaya Muhammadiyah makin kuat dalam percaturan global. Pasca Muktamar, kader Muhammadiyah akan terus memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta.
Kader Muhammadiyah harus memiliki niat yang lurus dan hati yang bersih. Kader Muhammadiyah bukanlah kader pencitraan namun bekerja nyata dan selalu ikhlas. Keikhlasan para kader persyarikatan akan memberikan dampak tumbuh suburnya amal usaha persyarikatan. Sehingga di dalam persyarikatan tidak ada kepemilikan pribadi karena semua aset milik persyarikatan. Muhammadiyah dikenal memiliki aset wakaf yang tersebar di mana-mana. Wakaf-wakat tersebut beragam tidak hanya tanah, bangunan namun juga barang bergerak. Itulah bukti keikhlasan para kader persyarikatan yang selalu ikhlas untuk membesarkan persyarikatan. Karena semua aset yang diamanatkan tersebut dikelola atas nama persyarikatan. Sehingga berbagai Amal Usaha Muhammadiyah tumbuh dengan subur dimanapun tempatnya. Kepercayaan pihak luar begitu besar terhadap Muhammadiyah karena kadernya yang selalu ikhlas.
Pengurus Muhammadiyah dari pusat hingga ranting tidak mendapatkan upah. Para pengurus sering mengadakan pertemuan maupun pengajian rutin setiap minggunya. Terselenggarakannya pertemuan tersebut dikarenakan para kader memiliki militansi. Sikap militan ini merupakan modal dalam menghadapi tantangan berorganisasi. Sehingga jalannya organisasi terus bergerak tiada henti itulah mengapa Muhammadiyah itu besar. Di dalam organisasi juga tidak ada konflik hebat yang membuat organisasi tampak limbung. Karena dalam jiwa para kader persyarikatan adalah persaudaraan sesama kader. Tanpa kenal lelah terus membangun panji-panji kebesaran persyarikatan. Kenapa setiap pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah selalu ramai para penggembira. Karena militansi yang sangat tinggi, sikap militansi ini bukan berarti fanatik karena fanatik itu cenderung irrasional.
Kader Muhammadiyah dikenal karena Jiwa Filantropinya atau kedermawanannya. Berlangsungnya kegiatan Muktamar di Solo yang menelan biaya yang besar merupakan bukti. Bagaimana penyelenggaraan Muktamar bisa berjalan dengan baik tanpa terdengar kekurangan biaya. Kader Persyarikatan juga mudah dimobilisasi pendanaannya saat ada bencana alam. Seperti bencana alam gempa bumi di Cianjur, mobilasasi bantuan yang berasal dari warga Muhammadiyah terus digalakan. Sejak usia sekolah mulai kelompok bermain sampai Mahasiswa dibiasakan untuk berfilantropi. Dalam Persyarikatan terdapat lembaga amil yaitu Lazismu yang mengurusinya. Donasi dari Amal Usaha dan juga simpatisan Persyarikatan disalurkan melalui Lazismu, donasi yang terkumpul diumumkan oleh Lazismu secara nasional atau propinsi. Sehingga mereka berusaha menjadi pengumpul terbesar dalam donasi. Lazismu terus berkembang asetnya dikarenakan kader dan simpatisan mempunyai Jiwa Filantropi.
Dinamika Dakwah Kontemporer
Muhammadiyah selalu berpegang teguh pada prinsip purifikasi dan dinamisasi. Purifikasi terkait dengan pelaksanaan ibadah seperti Ibadah sholat wajib. Dinamisasi terkait dengan persoalan-persoalan sosial yang terjadi di masyarakat. Muhammadiyah hadir untuk menggembirakan warganya, hidup bahagia di dunia maupun akhirat. Amal Usaha Muhammadiyah adalah buktinya, bagaimana Muhammadiyah mampu menjadikan amal usahanya sebagai ujuk tombak dakwah persyarikatan. Amal Usaha Pendidikan di Indonesia bagian Timur adalah Fakta. Mayoritas siswa maupun mahasiswanya di daerah Indonesia timur terdiri dari non-muslim. Selain itu Muhammadiyah punya kontribusi yang besar dalam mempelopori berdirinya NKRI sebagai titik temu keberagaman negeri ini. Kepeloporan Prof. Dr Din Syamsuddin mantan ketua PP Muahmmadiyah sebagai penggiat dialog antar agama dan peradaban merupakan contoh aktivitas moderasi beragama. Selain itu, Internasionalisasi Muhammadiyah dan amal usahanya juga bukti kesiapan persyarikatan sebagai penggerak moderasi beragama.
Muhammadiyah selalu bergerak berdasarkan nalar keilmuan, penentuan hari raya adalah contohnya. Metode hisab yang dianut Muhammadiyah berdasarkan perhitungan ilmu falakh yang terkonsep secara sistematis. Sehingga Ijtihad Muhammadiyah selalu memiliki dasar yang kuat. Fatwa majelis Tarjih tentang pandemi Covid 19 adalah berdasarkan argumentasi ilmiah. Meskipun terjadi polemik pada akar rumput karena keanehan fatwa namun itu bagian dari penyadaran pada publik pentingnya ilmu pengetahuan. Di dalam tubuh persyarikatan tumbuh dan berkembang kader-kader intelektual, pemikiran-pemikiran para kader tersebut menghiasi berbagai opini media baik cetak maupun medsos. Putusan-putusan keagamaan juga terdokumentasikan dalam bentuk buku ketarjihan. Buku tersebut menjadi pegangan bagi semua warga persyarikatan dari ranting sampai pusat. Sehingga dalam beramal warga Muhammadiyah tidak taqlid namun berdasarkan sumber yang jelas. Sumber-sumber dalam kitab suci Al-Qur’an dan hadits adalah sumber utama. Itulah mengapa warga Muhammadiyah mempunyai kemantapan hati yang kuat untuk menggerakan roda organisasi Persyarikatan.
Kader Muhammadiyah sudah banyak yang lulus Program magister dan doktoral. Diharapkan pemikiran-pemikiran kader tersebut, dapat membantu pengembangan persyarikatan. Biasanya para kader tersebut memiliki komunitas tertentu untuk mengekspose pemikirannya. Muhammadiyah adalah organisasi bertipe terbuka, sehingga dapat memberi ruang gerak pada kader intelek. Produktivitas pemikiran para kader sangat penting untuk menjaga supaya persyarikatan tidak stagnan pemikiran. Apalagi Kader Muhammadiyah banyak yang dikenal sebagai cendikiawan. Para pengurus ditingkat wilayah maupun pusat adalah para cendikiawan. Para tokoh cendikiawan dari Muhammadiyah bisa menginspirasi para generasi muda. Penting sekali tumbuh dan berkembangnya jaringan intelektual Muhammadiyah untuk pengembangan pemikiran Muhammadiyah secara struktural maupun kultural,
Akhir-akhir ini geliat ekonomi di kalangan kader persyarikatan makin terasa dan ketara. Ide-ide entrepreunership dikalangan warga muhammadiyah makin kuat dan merakyat. Di grup-grup whatshap banyak terdapat grup ekonomi seperti Grup jaringan pengusaha trukmu, Investmu dsbnya. Sudah saatnya Muhammadiyah memainkan peran menumbuhkan kader-kader pengusaha. Membutuhkan proses yang panjang untuk mendidik para kader menjadi kader tangguh dalam ekonomi. Manfaatnya bisa diperoleh dalam jangka panjang yaitu makin banyaknya kader ahli ekonomi. Dengan makin banyaknya kader ahli ekonomi maka tumbuh kembangnya persyarikatan makin subur. Kebutuhan pendanaan organisasi akan tersuply dengan baik untuk keperluan aktifitas organisasi. Selain itu juga pengumpulan dana untuk menggerakan lingkungan supaya tertarik dengan Muhammadiyah makin besar. Diharapkan gerak dakwah ekonomi akan melahirkan muallaf-muallaf Muhammadiyah untuk memperluas jaringan jamaah persyarikatan.
Tantangan Profesionalitas Amal Usaha Muhammadiyah
Era persaingan amal usaha makin ketat baik dalam skala regional maupun nasional. Dibutuhkan kemampuan manajerial yang profesional untuk memajukan Amal Usaha Muhammadiyah. Sehingga Amal Usaha Muhammadiyah mempunyai kemampuan untuk bersaing secara kompetitif. Segmen Amal Usaha Muhammadiyah adalah warga pada umumnya bukan hanya sekedar warga persyarikatan saja. Dibutuhkan SDM yang mumpuni agar Amal Usaha Muhammadiyah mempunyai kemampuan untuk terus maju. SDM yang mumpuni mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. Biasannya SDM mumpuni selalu berorientasi jauh kedepan dengan mengajak Amal Usaha Muhammadiyah terus berlari. Kedepan Amal Usaha Muhammadiyah perlu memiliki jaringan antar Amal Usaha Muhammadiyah untuk saling bertukar informasi. Selain bertukar informasi antar jaringan Amal Usaha Muhammadiyah amat penting bagi sekolah Muhammadiyah memperlebar jaringan. Jaringan yang di maksud adalah komunitas sekolah unggulan di luar negeri dengan memanfaatkan internasionalisasi Muhammadiyah.
Amal Usaha Muhammadiyah sejak dulu dikenal memiliki keunggulan dibanding amal usaha di luar Muhammadiyah. Pesaing utama Amal Usaha Muhammadiyah adalah lembaga non-muslim yaitu lembaga Kristen maupun Katolik. Kepercayaan terhadap Amal Usaha Muhammadiyah terkadang turun temurun, inilah modal sosial Amal Usaha Muhammadiyah. Image yang sudah terpupuk sejak lama membutuhkan perawatan yang baik supaya image tersebut dapat bertahan. Salah satu strategi yang ada saat ini mengadakan kompetisi di Internal organisasi. Olympicad adalah salah satu contohnya supaya Amal Usaha Muhammadiyah tetap eksis dalam keunggulannya. Kejuaraan yang di gelar tiap tahun yang diawali dari daerah sampai tingkat nasional. Diharapkan dari Olympicad lahirnya kader pelajar berprestasi dan berakhlak mulia. Dewasa ini tuntutan terhadap anak didik tidak hanya prestasi akademik namun juga akhlakul Karimah. Maka dari itu pentingnya penilaian akhlak dalam item Amal Usaha Muhammadiyah berkeunggulan pada masa yang akan datang.
Amal Usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan sudah sejak lama berdiri, bahkan ada yang berdiri sebelum Indonesia merdeka. Sekian lamanya Amal Usaha Muhammadiyah di bidang Pendidikan berdiri telah menghasilkan alumni yang berkiprah untuk membangun negeri ini. Banyak Alumni Amal Usaha Muhammadiyah di bidang Pendidikan yang menjadi Pejabat tinggi Negara. Banyak Alumni Amal Usaha Muhammadiyah di bidang Pendidikan yang menjadi Pengusaha di berbagai sektor. Itulah sumbangsih Amal Usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan terhadap pembangunan negeri ini. Hampir setiap profesi di negeri ini selalu di jumpai para alumni sekolah Muhammadiyah. Demikian kuatnya jaringan alumni sekolah Muhammadiyah sehingga makin memperkuat keunggulan persyarikatan. Jasa besar Amal Usaha Muhammadiyah di bidang Pendidikan sudah seharusnya menjadi perhatian dari pemerintah. Mereka para alumni yang menjadi pejabat tinggi, diharapkan sumbangsihnya untuk Amal Usaha Muhammadiyah. Karena mereka awal mulanya mengenal bangku pendidikan dari sekolah Muhammadiyah.
Persyarikatan membutuhkan pengkaderan yang berkualitas untuk memajukan organisasi. Amal Usaha Muhammadiyah adalah aset yang strategis untuk pengkaderan yang berkualitas. SDM Amal Usaha Muhammadiyah lebih terkader secara sistematis. Karena terbiasa dengan berbagai tantangan untuk memajukan Amal Usaha Muhammadiyah. Karena Amal Usaha Muhammadiyah adalah aset berharga Muhammadiyah yang harus dimajukan. Sehingga mau tidak mau para pegawai Amal Usaha Muhammadiyah harus bersungguh-sungguh. Secara kualitas SDM pengkaderan di Amal Usaha Muhammadiyah tidak diragukan lagi, permasalahannya pada loyalitas. Bagaimana membiasakan kader Amal Usaha Muhammadiyah bekerja dengan Ikhlas dalam menjalan roda organisasi. Disitulah seharusnya orientasi pengkaderan di Amal Usaha Muhammadiyah supaya punya keterikatan emosional. Keterikatan emosional disini tidak hanya di Amal Usaha Muhammadiyah sebagai tempat bekerja tapi juga organisasi sebagai tempat beramal dan berjuang.