(Sebuah Proyek Pemikiran BSM)
Jum’at, 27 Mei 2022 adalah hari yang penuh kesedihan bagi warga Muhammadiyah dan Bangsa Indonesia. Wafatnya Prof. Dr.Ahmad Syafi’i Ma’arif M.A memang tidak begitu mengagetkan,dikarenakan sudah sering keluar masuk Rumah Sakit dan usia yang sepuh. Namun demikian, kepergian Buya menyisakan kehilangan yang mendalam bagi kita semua.
Perasaan kehilangan ini tidak hanya disebabkan karena keteladanan dalam kesederhanaan, kejujuran dan keberaniannya, namun juga karena visi dan pemikiran Buya yang sangat tajam tentang agama Islam, tentang Bangsa dan tentang problematika kemanusiaan yang senantiasa beliau suarakan.
Proyek besar pemikiran Buya dapat disimpulkan dalam kalimat “Membumikan Islam Otentik”.Proyek ini dibangun berdasarkan tiga hal pokok yaitu ; keislaman, keindonesiaan dan kemanusiaan.Perhatian utama Buya adalah bagaimana agama Islam yang otentik mampu membumi dan menjadi solusi bagi persoalan kesejarahan umat manusia, terlebih bagi persoalan masyarakat dan Bangsa kita.
Islam otentik dalam pemahaman Buya berangkat dari asumsi bahwa moralitas al Quran merupakan faktor utama dalam membumikan Islam. Dipengaruhi pemikiran Fazlurrahman (1988),Gurunya ketika kuliah di Universitas Chicago, Buya berkeyakinan bahwa moralitas dan cara pandang al-Quran (Quranic worldview) ini telah “terkubur” oleh bildung sejarah dan historisitas umat Islam. Kewajiban intelektual dan aktivis muslim adalah menggali dan menghadirkan kembali etika, moralitas dan cara pandang al Quran sebagai pegangan dan acuan dalam menjalani kehidupan, baik secara pribadi maupun sosial.
Bagi Buya, membumikan agama Islam tidak mungkin dilakukan tanpa memperhatikan dan memahami entitas keindonesiaan.Bangsa Indonesia sebagai konsensus bersama adalah hal yang tidak bisa disangkal lagi keberadaannya. Dasar dan konstitusi Bangsa Indonesia sebenarnya telah diilhami oleh moralitas dan objektivikasi terhadap nilai-nilai al Qur’an . Oleh karena itu kewajiban umat Islam adalah menjaga keutuhan Bangsa dan memastikan pancasila dan konstitusi Negara terwujud dalam kenyataan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selain keindonesiaan, kemanusiaan adalah entitas yang penting dalam membumikan Islam. Bagi Buya, isu-isu kemanusiaan seperti hak asasi manusia, kebhinekaan, perdamaian, dialog antar penganut agama dan peradaban,keadilan, demokrasi serta isu lingkungan hidup adalah faktor penting dalam membumikan Islam.Umat Islam harus harus terlibat aktif dalam berbagai isu kemanusiaan ini, karena hakekatnya agama Islam adalah Agama peradaban. Agama yang menjadi solusi terhadap berbagai persoalan kemanusiaan.
Selamat jalan Buya.Pemikiran dan cita-cita besarmu telah menginspirasi kami semua. Doa kami, pemikiran serta inspirasimu menjadi amal jariyah yang tidak putus sebagai bekal terbaik menghadap Rabmu.Amien Ya Rabbal ‘alamien
– Rifa’i Muhammed al Faqir.