Kudus, Muriamu.id– Peringatan milad ‘Aisyiyah 105 M PDA Kudus Ahad (22/05) kemarin menghadirkan Ustaz Jamaludin Ahmad, Ketua LPCR PP Muhammadiyah sebagai penceramah. Pada kesempatan tersebut, Ustaz Jamaludin Ahmad mengisahkan kejadian berdirinya ‘Aisyiyah 19 Mei 1917, hari dimana pengajian Sopo Tresno bertansformasi menjadi organisasi ‘Aisyiyah.
“Setelah dikumpulkan murid-murid Ahmad Dahlan termasuk putri beliau yang bernama Siti Busro, KH Ahmad Dahlan kemudian memberikan pesan kepada pengurus ‘Aisyiyah generasi pertama” kisah Jamaludin Ahmad.
Pesan tersebut penting karena itu yang melatarbelakangi lahirnya ‘Aisyiyah dan menjadi bekal para pengurus ‘Aisyiyah pertama dalam menggerakkan organisasi.
Pertama, para pengurus ‘Aisyiyah diharapkan mampu menunaikan tugas sebagai wanita islam dengan keihlasan hati sesuai dengan bakat dan kecakapannya.
Ini terkesan klise tapi memang itulah yang menjadi dasar ‘Aisyiyah masih tetap eksis, hidup, tumbuh berkembang. Ikhlas hati tapi diiringi dengan bakat dan kecakapannya.
“Tidak hanya modal ikhlas, karena nanti hanya jadi orang baik tapi tidak bisa membesarkan dakwah dan AUM,” jelas Ustaz Jamaludin.
Kader Aisyiyah juga tidak boleh menginginkan sanjungan dan pujian, tapi tetap harus kokoh, tidak mundur kalau dicela.
Kedua, selalu insyaf bahwa untuk beramal harus memiliki ilmu, ilmu amaliyah amal ilmiyah salah satu ciri ‘Aisyiyah.
“Orang-orang Aisyiyah, pengurus Aisyiyah, guru Aisyiyah kalau beramal harus berdasarkan ilmu, kalau berilmu harus diamalkan. Ciri orang muhammadiyah yen beramal tidak boleh asal, beramal awur-awuran” terangnya.
Jika bekal ini dilakukan, lanjut Jamaludin, maka TK TK ‘Aisyiyah akan menjadi maju, menjadi unggulan karena kita terus memperbaiki ilmu kita.
Ketiga, tidak membuat alasan hanya unutk menghindari tugas yang diserahkan. Ini cukup berat karena seringkalai kalau menghindari tugas semua alasan bisa keluar.
KH Ahmad Dahlan menasihati kita kalau punya tugas punya amanah dilakukan, kalau sedang berhalangan tinggal lapor.
“Tapi tidak boleh meninggalkan tugas tidak diserahkan orang lain nanti gak ada yang mengerjakan.” jelasnya.
Keempat, membulatkan tekad untuk terus membela kesucian agama islam dan kelima menjaga persaudaraan dan kesatuan antara kawan sekerja dan seperjuangan.
“Kalau kita bersaudara, silaturahminya kuat, bahasa ilmu psikologinya kehangatannya kuat maka orang itu rela melakukan apapun untuk itu.” tutup Jamaludin.
Ghofur
muhdaruq@gmail.com
Wasiat yg ke 5 belum ada kak