KajianKhutbah

Khutbah Shalat Idul Fitri 1443H

Muriamu.id – Hari raya Idul Fitri identik dengan pelaksaan shalat sunnah Ied yang dilakukan secara jamaah di masjid, lapangan atau tempat terbuka lainnya. setelah sholat, jamaah akan mendengarkan khutbah dari khatib. dilansir dari klikmu.co berikut khutbah idulfitri tentang Tiga Masalah Pokok Kehidupan oleh Moh . Helman Sueb (Pengasuh PonPes Babat Lamongan)

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ
رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
فَإِنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَأَفْضَلُ الهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ r وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ َوكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah !

Hari ini kita berada dalam hari besar, hari perayaan, hari di mana kita kembali berbuka puasa, yaitu hari Idul Fitri. Suatu nikmat yang besar, kita dapat menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Inilah perjuangan yang sesungguhnya, karena tidak ada kemenangan tanpa perjuangan. Kali ini, kita dapat melaksanakan shalat Idul Fitri di lapangan terbuka pada 1 Syawal 1443 H, bersimpuh dan menundukkan kepala untuk siap menjadi hamba yang patuh dan taat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Marilah kita tingkatkan ketaqwaan dan kesyukuran kita kita kepada-Nya yang telah menciptakan Alam semesta yang begitu sempurna. Pasti Dia akan menambah nikmat-Nya kepada kita melebihi apa yang kita lakukan.

Semoga Shalawat serta salam tetap terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SaW. yang telah memberikan teladan serta bimbingan melalui sabdanya sehingga kita mantap dalam menjalankan ajaran Islam yang mulia.

الله أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Baca juga :  Kurban untuk Orang yang Sudah Meninggal, Bolehkah?

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah !

Alhamdulillah, patut kiranya berkali-kali kita mengucapkan rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena kita telah melaksanakan puasa sebulan yang merupakan perjuangan melawan hawa nafsu. Pada khutbah yang singkat ini, saya akan menyampaikan.

Tiga Modal Pokok Kehidupan. Ketiga pokok itu harus diperjuangkan, untuk menjaga marwah ( harga diri ) sebagai seorang yang beriman.

Pertama : Meraih ketakwaan. Meraih derajat taqwa suatu keniscayaan yang harus kita miliki, sebagaimana terdapat di penghujung Surat Al Baqarah ayat : 183 :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Ketakwaan merupakan ukuran kemuliaan disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan harta, jabatan, ketenaran dan kelebihan yang lainnya. Di antara ciri-ciri yang yang bertaqwa,sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya.

QS. Ali Imran : 134

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ

“(yaitu) orang yang berinfak, baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,”

Ciri orang yang bertakwa yang pertama : Berinfak di kala sempit atau lapang. seorang yang ingin dicatat sebagai orang yang bertaqwa , ia harus memiliki kebiasaan berinfak dengan sadar, sehingga orang yang bertaqwa itu memiliki kesadaran berinfak dalam keadaan sempit maupun lapang.

Orang yang bertakwa yang kedua : Menahan marah. Baik yang memiliki sifat merupakan karakter, atau dibuat marah. Mereka tidak marah, tetapi lapang dada. Hinaan , ejekan yang ditujukan kepada mereka tidaklah membuat mereka terpancing emosinya.

Ciri orang yang bertakwa yang ketiga : Memaafkan kesalahan orang lain : Tidak mudah memberikan maaf kepada orang lain. Apalagi telah disakiti. Bagi mereka yang ingin dicatat sebagai orang yang bertaqwa, memaafkan suatu keharusan. Ini kesempatan kita silaturahim, sambil bermaafan, dan perlu diingat!, meminta maaf.dapat kita lakukan kapan saja. Ketiga ciri sikap orang yang bertakwa ini membawa seseorang yang akan dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

الله أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Hadirin yang dimuliakan Allah !
Masalah yang kedua : Menggapai Ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Nabi Muhammad Saw. bersabda :

«من صَام رمضان إيِمَانًا واحْتِسَابًا، غُفِر له ما تَقدَّم من ذَنْبِه».

Baca juga :  Tafsir Serukan Dakwah Gaya Baru lewat Budaya

“ Barangsiapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, niscaya akan diampuni dari dosanya yang telah lalu.” HR.Muslim.

Sebagaimana para ulama di masa silam seringkali berkata …“Hari ini suatu kaum telah kembali dalam keadaan sebagaimana ibu mereka melahirkan mereka.” Karena memang bulan Ramadhan itu penuh dengan ampunan. Sehingga sampai ulama seperti Qatadah rahimahullah mengatakan, “Siapa saja yang tidak diampuni di bulan Ramadhan, maka sungguh di hari lain ia pun akan sulit diampuni.”

Kita terus berdoa pada Allah, semoga amalan kita di bulan Ramadhan diterima di sisi Allah. Semoga amalan kita yang penuh kekurangan tetap mendapatkan balasan terbaik di sisi-Nya. Semoga Allah juga mengampuni kesalahan dan setiap kelalaian kita selama beramal di bulan Ramadhan.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Hadirin yang dimuliakan Allah !

Masalah ketiga : Menggapai Jalan Istiqomah. Seorang mukmin sudah sepatutnya terus meminta pada Allah keistiqomahan. Itulah yang kita pinta dalam shalat minimal 17 kali dalam sehari lewat doa,


اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6)

“Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus.” (QS. Al-Fatihah: 6)

Ini pertanda kita butuh untuk terus istiqomah. Artinya, terus berada dalam jalur yang benar, tetap dalam ibadah pada Allah walau sudah mengakhiri Ramadhan.
Istiqomah adalah berpegang teguh pada manhaj Islam.

Umar bin Khattab : Istiqomah itu engkau memenuhi perintah dan larangan serta tidak berbolak-balik menyimpang .Para ulama’ memberikan batasan istiqomah , Istiqomah adalah terus menerusnya ketaatan kepada Allah subhanahu wa Ta’ala.

Di antara nikmat yang paling besar adalah nikmat iman dan islam. Demikian juga nikmat Istiqomah di atas iman. Hal ini ditunjukkan oleh hadits di bawah ini:

عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الثَّقَفِيِّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ قَالَ قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ

Dari Sufyan bin Abdullâh ats-Tsaqafi, ia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasûlullâh, katakan kepadaku di dalam Islam satu perkataan yang aku tidak akan bertanya kepada seorangpun setelah Anda!” Beliau menjawab: “Katakanlah, ‘aku beriman’, lalu istiqomahlah”.

Meskipun Istiqomah itu berat, tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan kepada mereka yang Istiqomah akan mendapatkan perlindungan dan kebahagiaan.dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Sebagaimana firman : Nya dalam surat sebagaimana firman
Nya :QS.Fushilat :30 :

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Baca juga :  Hadir Pengajian Muhammadiyah Ahad Pagi, Bupati Kudus : Wadah Wawasan Islami

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan.”

Orang-orang yang melakukan sesuatu hanya kepada Allah , dan memegang teguh ajarannya. Maka kelak Malaikat akan turun dan berkata Jangan takut menghadapi masa depan akhirat, dan jangan bersedih dengan urusan yang kamu tinggalkan keluarga. Anak, Harta dan sebagainya, dan bergembiralah dengan surga yang dijanjikan.

Semoga pada Idul Fitri ini, kita dapat meraih kemenangan, karena amal kita selama Ramadhan diterima Allah Subhanahu . Seusai Ramadhan kita pun melakukan tiga modal pokok dalam kehidupan, serta dapat memegang teguh kebenaran dalam kehidupan sehari-hari.

تقبل الله منا و منكم .

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، ٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .
للَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُم تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُم تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُم
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Penulis : Pengasuh Pondok Pesantren Babat Lamongan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *