Jamaludin Kamal*
Kamis (28/7/2022) merupakan tonggak sejarah bagi dunia Pendidikan Muhammadiyah. Untuk pertama kalinya telah terselenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Forum Guru Muhammadiyah SD/MI Muhammadiyah se Indonesia.
Agenda akbar ini dilaksanakan di kampus Uhamka, Jakarta. Istimewanya lagi, kegiatan ini dilaksanakan secara kolaboratif antara Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah dan Forum Guru Muhammadiyah (FGM).
Ratusan peserta, tepatnya dua ratus dua puluh tiga peserta dalam catatan saya, berbondong-bondong hadir ke Jakarta dari seluruh penjuru negeri, dari Aceh sampai Merauke untuk mengikuti kegiatan tersebut. Dengan semangat memajukan pendidikan dasar tingkat SD/MI dibawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah.
Jarak tidak menjadi penghalang atau alasan untuk tidak hadir, semua tergerak untuk berkolaborasi. Memanfaatkan momentum KTT perdana sebagai ajang silaturahim antar sekola/madrasah Muhammadiyah.
Ketua Umum Forum Guru Muhammadiyah (FGM) H. Pahri menekankan agar guru dan sekolah Muhammadiyah di seluruh Indonesia senantiasa menjadi guru dan sekolah berkemajuan, karena K.H. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah sudah menjadi pioneer Pendidikan berkemajuan sejak zaman kolonial.
Lima Poin Hasil KTT
Selayaknya konferensi, KTT SD/MI Muhammadiyah yang dilaksanakan selama dua hari ini pun menghasilkan keputusan untuk dapat ditindaklanjuti bersama. Keputusan ini disebut Khittah KTT FGM 2022 atau Khittah Jakarta yang berisi lima poin sebagai berikut.
Pertama, meningkatkan kuantitas dan kualitas input, proses dan output pembelajaran. Kedua, meneguhkan Al Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai pusat keunggulan sekolah Muhammadiyah. Ketiga mewujudkan tata Kelola sekolah berbasis edukasi digital Muhammadiyah dan ketahanan ekonomi sekolah.
Selanjutnya keempat, mengembangkan model Pendidikan full day school sebagai alternatif kebutuhan masyarakat dan terakhir, kelima memperkuat kolaborasi dalam manajemen, SDM, dan Program unggulan dengan berbagai pihak.
Sebagai penutup tulisan ini, ada hal menarik lain yang bisa saya tuliskan, yaitu pesan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 5 Jakarta, Ali Yusuf Syakir bahwa agar menjadi sekolah pilihan, sekolah Muhammadiyah harus memiliki diferensiasi dengan sekolah lainnya.Diferensiasi harus memenuhi tiga unsur: yaitu konten, konteks dan infrastruktur.
Pertama konten, yaitu visi jelas untuk menjadi sekolah terbaik. Kedua konteks, upaya terukur dan terarah dalam menggapai visi dalam bentuk program yang luar biasa. Ketiga Infrastruktur, segala aspek fisik maupun nonfisik yang keren dan beda sebagai sarana tercapainya program luar biasa tadi.
Selanjutnya, siapkah kita, guru dan sekolah Muhammadiyah di Kudus, untuk melompat dan segera melakukan terobosan agar menjadi sekolah pilihan dan idaman masyarakat?
*Principal SD Muhammadiyah Birrul Walidain Kudus, The Rainbow School