Penulis: Deny Ana I’tikafia
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Jepara.
Muktamar Muhammadiyah Aisyiyah ke 48 pada tanggal 18 sampai dengan 20 November 2022 di Surakarta yang telah berlalu, menghasilkan 10 issu strategis untuk melangkah berjalan menuju perempuan berkemajuan, 5 tahun ke depan yaitu tahun 2023 sampai tahun 2027.
Kini di pertengahan tahun 2023, kita ikut menyongsong, jelang tahun politik di tahun 2024, sebisa mungkin menpersiapkan turut mangayubagyo dan berpartisipasi didalamnya,
Issu strategis itu perlu dicermati penting, segera direspon dan ditindaklanjuti karena berdampak sangat luas bagi kita semua khususnya ibu aisyiyah sangat berperan dalam mengaktualisasikan diri serta menggerakkan di semua lini agar issu strategis itu terwadai dalam segala hal.
10 issu stategis tersebut, yang pertama adalah penguatan peran strategis umat islam dalam mencerahkan bangsa. Aisyiyah perlu mengajak komponen umat islam untuk membangun ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah, dilandasi kepentingan persatuan dan kesatuan umat dan bangsa.
Kedua, penguatan perdamaian dan persatuan bangsa. Diharapkan meminimalisir adanya konflik dan berbagai kepentingan pribadi maupun organisasi maupun partai tertentu.
Ketiga, pemilihan umum yang berkeadaban menuju demokrasi substantif,Aisyiyah bukan partai politik namun perlu untuk sekedar memberikan waktu dan kesempatan anggota yang akan ikut berperan didalamnya, namun tidak mencampur adukkan berbagai kepentingan, agar terwaadahi isu responsif gender yang tidak melenceng dari kodratnya.
Keempat, optimalisasi pemanfaatan untuk atasi kesenjangan dan dakwah berkemajuan, harapannya para ibu aisyiyah melek IT, tidak asal share di berbagai WAG, Dunia digital tidak bisa dibendung lagi, oleh karena itu diperlukan ide cemerlang menguatkan dakwah digital dengan kreatif, inovatif, sehingga martabat sebagai ibu aisyiyah dapat dibanggakan.
Kelima, menguatkan literasi nasional. Dunia literasi pagi ibu aisyiyah sudah luarbiasa hebat, namun masih perlu arahan yang tepat untuk mengakses ilmu literasi yang baik dan benar sehingga kegiatan yang telah terlaksana dapat dipublikasikan.
Keenam.ketahanan keluarga basis kemajuan peradaban bangsa dan kemanusiaan semensta. Keluarga adalah pendidikan awal dari dalam rumah, penguatan ketahanan keluarga, adalah basis utama, sehingga menjadikan mental yang bersahaja dalam kehidupan sehari hari.
Ketujuh, penguatan kedaulatan pangan untuk pemerataan akses ekonomi.Perlunya aksi nyata, salah satunya adalah gerakan membeli produk pangan lokal, membuka akses ekonomi bagi semua fihak.
Ke delapan, penguatan mitigasi bencana dan dampak perubahan iklim untuk perempuan dan anak.Fokus 5 tahun ke depan di Jawa Tengah, mengedepankan 2 agenda yaitu Gerakan Muhammadiyah Peduli Sampah (GMPS) dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB)
Ke sembilan, akses perlindungan bagi pekerja informal. Tumbuhnya pabrik industrialisasi yang marak, dengan penerimaan pegawai diutamakan perempuan, sangat berdampak, sehingga perlunya perlindungan sosial sebagai pekerja informal.
Kesepuluh, menurunkan angka stunting.sangat menarik diperhatikan oleh semua, karena indonesia bukan saja negara agraris namun juga maritim, sehingga kebutuhan tersebut dapat dipenuhi sesuai kriteria 1000 hari pertama kelahiran yang merupakan periode emas pertumbuhan dapat dipastikan aman dan terkendali,
Marilah waktu yang semakin melaju, hendaknya saling mengingatkan, isu strategis yang telah dirancang ini, hendaknya menjadi pijakan kita bersama, khususnya menghadapi tahun politik 2024 mendatang dengan arif dan bijaksana.