EdukasiIslamNasionalNews

Jangan Asal Mendirikan Amal Usaha Muhammadiyah

Jangan Asal Mendirikan Amal Usaha Muhammadiyah

Hj. Endang Kursistiyani, SS*

Amal Usaha Muhammadiyah menjadi salah satu pilar dakwah Muhammadiyah yang eksistensi dan manfaatnya dirasakan secara langsung tidak hanya oleh kader dan anggota Muhammadiyah, namun juga oleh masyarakat luas bahkan Negara. Tugas Pemerintah dalam melayani masyarakat, khususnya di bidang pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial sangat terbantu oleh Muhammadiyah melalui amal usaha yang dimilikinya.

Berdasarkan update data Pusat Syiar Digital Muhammadiyah Desember 2020, Muhammadiyah dan Aisyiyah memiliki amal usaha TK, PAUD dan KB 22.000 unit, SD/MI 2.667 unit, SMP/ MTs 1.826 unit, SMA/ SMK/ MA 1.407 unit, pondok pesantren 356 unit, dan 164 unit perguruan tinggi. Jumlah ini terus bertambah mengingat semangat warga Persyarikatan untuk mendirikan Amal Usaha sangat tinggi.

Kesenjangan Perkembangan Amal Usaha

Diantara puluhan ribu amal usaha Muhammadiyah yang telah berdiri, amat terasa kesenjangan antara amal usaha satu dengan amal usaha yang lain. Ada yang sangat maju dan berkembang, ada pula yang masuk kategori hidup segan mati tak mau.

Semangat yang tinggi ini kadangkala tidak diimbangi dengan kemampuan manajerial atau pengelolaan Amal Usaha yang baik. Sehingga dalam banyak kasus, setelah amal usaha berdiri tidak bisa berkembang sesuai yang diharapkan, bahkan sampai pada taraf hidup segan mati tak mau.

Baca juga :  Pembentukan Karakter Anak Usia Dini Melalui Pengenalan Pembelajaran Asmaul Husna

Tentu banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, misalnya faktor perbedaan kualitas sumber daya manusia baik pada level majlis maupun amal usaha, kemampuan finansial, dan sebagainya. Namun tulisan ini akan lebih fokus bagaimana supaya amal usaha Muhammadiyah bisa berkembang sesuai yang diharapkan bahkan menjadi leader di masing-masing sektor.

Stop Pendirian Amal Usaha Baru! Kecuali..

Barangkali Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Aisyiyah perlu mulai memikirkan untuk menghentikan pendirian amal usaha baru kecuali memenuhi sejumlah persyaratan dan telah melalui kajian teknis. Diantaranya tingkat urgensi atau kebutuhan pendirian amal usaha baru apakah mendesak atau tidak, kemampuan finansial dan analisa kelaikan operasional baik dari sisi manajerial maupun potensi pasar serta bagaimana sumber daya manusia yang tersedia, apakah memang layak atau tidak. Jika prasyarat itu tidak dipenuhi, maka keinginan mendirikan amal usaha baru selayaknya dipikirkan dan direncanakan kembali dengan lebih matang. Pendirian AUM yang asal-asalan akan membuat susah pengurus dan pengelola, akhirnya dalam jangka panjang bisa menjadi beban persyarikatan secara keseluruhan.

Untuk bisa bersaing dengan kompetitor, amal usaha yang akan dirintis harus memiliki kemampuan manajerial dan finansial yang bagus. Diperlukan modal besar supaya amal usaha memiliki nilai jual yang tinggi, akhirnya mudah mendapatkan penghasilan sehingga secara otomatis meningkatkan kesejahteraan karyawan sebagai salah satu pilar penting AUM.

Baca juga :  Sinergi Muhammadiyah - NU: Sejuk Dari Pusat Hingga Ranting

Di sisi lain, Amal Usaha yang sudah besar dan eksis dapat menjadi salah satu faktor pendukung pengembangan AUM yang memiliki potensi untuk berkembang namun terkendala faktor modal. Simpanan AUM raksasa yang mungkin selama ini menganggur dan tidak termanfaatkan dapat digunakan sebagai pinjaman atau talangan jangka panjang bagi AUM yang mengalami kekurangan modal.

Aspek sumber daya manusia juga tidak kalah penting dalam pengembangan amal usaha Muhammadiyah. Pimpinan Muhammadiyah, di semua level, harus mulai memikirkan bagaimana caranya agar pengelola amal usaha Muhammadiyah baik saat ini maupun di masa mendatang memenuhi unsur kekaderan atau loyalitas terhadap persyarikatan dan profesional sesuai dengan bidang garap amal usaha.

Mencari kader yang profesional atau profesional yang bisa menjadi kader dan loyal saat ini memang tidak mudah, bagai mencari jarum di tumpukan jerami. Namun kita harus yakin dan percaya bahwa Persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi yang diberkahi oleh Allah S.W.T, yang telah berusia lebih dari satu abad, akan segera menemukan cara untuk memperbanyak manusia yang sekarang langka ini.

*Warga Aisyiyah, Anggota DPRD Kudus 2019-2024

Related posts
Kabar MuriaNewsPopuler Kudus

Kapolsek Kudus Kota : Silahkan Jadikan Masjid Polsek Kota Sebagai Markas AMM

Muriamu.id, Kudus — Kapolsek Kudus Kota, Bapak Subkhan, menyampaikan pada Angkatan Muda…
Read more
NasionalNews

Muhammadiyah Tetapkan Hari Rabu 10 April 2024 Sebagai Hari Raya Idul Fitri 1445 H

Muriamu.id, Yogyakarta — Memperhatikan data yang dikutip dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor…
Read more
Kabar MuriaNewsPopuler Kudus

Muhammadiyah Kabupaten Kudus Siap Gelar Shalat Idul Fitri 1445 H di 34 Titik Lokasi

Muriamu.id, Kudus — Melihat keputusan PP Muhammadiyah yang menetapkan 1 Syawal 1445 H jatuh…
Read more
Newsletter
Become a Trendsetter
Sign up for Davenport’s Daily Digest and get the best of Davenport, tailored for you.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *