Dalam pengajian Milad 105 M Aisyiyah di Kudus, penceramah Jamaludin Ahmad menceritakan pesan Ustaz Suprapto Juraimi, mantan Direktur Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta.
“Kalau sudah menyanggupi jadi pengurus Muhammadiyah jangan pernah tidak datang rapat, kalau diundang rapat kudu teko! Oleh ora teko kalau punya alasan secara syar’i,” jelas Jamaludin mengutip nasehat Ustaz Juraimi.
Jamaludin menceritakan bahwa Ustaz Juraimi pernah dalam keadaan sakit sudah di-kateter kalau rapat PWM tetep hadir.
“Kalau rapatnya di lantai dua, meskipun tidak bisa naik ke lantai dua beliau (Ustaz Juraimi, -red) tetap datang ke kantor PWM duduk di kursi lantai satu atau di undak-undakan paling bawah nunggu rapat selesai. Setelah rapat selesai beliau tanya tadi hasilnya apa?”
“Kalau sampeyan gak mau datang rapat padahal tidak punya alasan secara syar’i sama dengan prajurut desersi dari peperangan atau pejuang islam lari dari medan jihad.” tegasnya.
“Maka rapat-rapat Muhammadiyah harus islami, harus dibuat gembira, jangan malah membuat kita stres.” tipsnya.
Gembirakan Forum Rapat
Dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM), salah satu adab rapat, setelah rapat dibuka maka dilanjutkan dengan acara kultum.
“Isinya yang menggembirakan, yang bisa mendinginkan yang panas, mencairkan yang beku, menghilangkan mereka yang sedih hatinya mengurangi stres. Saat peserta sudah tersenyum barulah rapat dimulai.” terangnya.
“Maka mari buat rapat itu menyenangkan, gembira, ngangeni, karena tanda organisasi sehat adalah hobi rapat bukan menjadikan pada males rapat yang artinya organisasi sakit.” imbuhnya.
Selanjutnya Ustaz yang memang dikenal ceria dan humoris ini memberikan tips menggembirakan rapat dan merekatkan chemistry atau kedekatan emosional antar pengurus atau pimpinan.
“Disamping ada kultum, sering-sering silaturahmi, sesama pengurus sering ngobrol, sehingga rapat itu hanya tinggal menetapkan, mengesahkan, menguatkan hasil silaturahmi. Karena menjadi pengurus itu tidak dibayar maka harus gembira, bahagia.” jelasnya.
Ghofur