Muriamu.id, Kudus – Kopdar Muriamu kamis kemarin (28/07) memasuki pertemuan ketiga. Setelah pertemuan pertama menghadirkan Arif Nur Kholis dengan materi Tantangan Jurnalistik di Era Digital, sedangkan pertemuan kedua mengangkat materi Be Better With Writing dengan narasumber Azaki Khoirudin. Sebagai narasumber kopdar ketiga kali ini adalah Iqbal Aji Daryono, penulis buku Best Seller dan esais di sejumlah media online nasional. Saat ini Iqbal juga menggelar pelatihan menulis online terbesar dan paling konsisten di Indonesia.
Menyampaikan materi Teknik Menggali Informasi: Behind the Scene Esai dan Buku2 IAD, Iqbal menekankan bahwa menulis, khususnya esai atau opini, dimulai dengan adanya perspektif sebagai modal utama penulisan. “Perspektif ini kemudian dikembangkan menjadi gagasan yang didukung oleh argumentasi dan dilengkapi oleh bukti atau data sebagai penguat tulisan. Disinilah kita memerlukan teknik penggalian informasi.” jelas Iqbal.
Argumentasi ini, menurut Iqbal harus didukung dengan bukti atau data sehingga tulisan menjadi kuat, runtut dan logis. Iqbal kemudian menyebutkan sejumlah sumber referensi yang bisa digunakan untuk memperkuat tulisan, antara lain pengalaman empirik, hasil wawancara maupun googling. “Googling tidak masalah, asalkan sumber informasi yang diakses adalah sumber yang kredibel dan relevan dengan topik tulisan,” tambahnya.
Bangun Logika Tulisan dan Hindari Common Sense
Kepada puluhan partisipan yang mengikuti acara melalui zoom meeting, Iqbal menyebut dua rahasia untuk melahirkan tulisan berbobot, yaitu membangun logika tulisan dan menghindari common sense atau pendapat umum yang sudah dipahami secara luas oleh khalayak.
“Buat apa menulis sesuatu yang sudah diketahui orang banyak?” tanyanya retoris.
Sembari mengambil contoh kasus beberapa artikelnya, Iqbal kemudian menjabarkan lebih lanjut, untuk menghindari common sense seorang penulis perlu melakukan eksplorasi dan menganalisa berbagai kemungkinan terkait topik yang sedang dibahas.
“Gali dan gali lebih jauh lagi hingga sampai pada satu titik argumen yang berbeda dari apa yang dipahami dan diamini publik selama ini. Setelah itu, sajikan argumentasi yang dilengkapi data dan fakta sehingga, jika pun pendapat kita berbeda dari kebanyakan orang tetap akan diterima dengan manggut-manggut,” jelasnya.
Hal berikutnya yang tidak kalah penting untuk melahirkan tulisan yang “nendang” menurut Iqbal adalah membangun logika. Sesuatu yang selama ini menurutnya tidak banyak diajarkan dalam pendidikan di Indonesia.
“Logika berfungsi menghubungkan dua hal yang seolah tidak berhubungan tapi bisa dihubungkan. Jika bisa dijelaskan dengan detail dan logis maka itu adalah sebuah penemuan,” ulasnya.
Di akhir sesi, Iqbal memberikan tips agar tulisan lebih hidup. Menurutnya, orang sangat menyukai gaya penulisan story telling dan media sosial memberi ruang sangat luas untuk melakukan itu. Iqbal juga menyarankan agar penulis melibatkan panca indra dalam tulisan untuk membangkitkan emosi dan imajinasi pembaca.
Kontributor: Sam Elqudsy
Redaktur: Sam Elqudsy