OpiniPopuler Kudus

Harapan Muhammadiyah Pasca Pilkada Kudus: Survey Membuktikan

Oleh: Dr. Bonnix Hedy Maulana, Msi – Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kudus dan Dosen Universitas Muhammadiyah Kudus

Pilkada serentak telah dimulai, kontestasi calon kepala daerah sudah terpilih dan mulai menawarkan program unggulan kepada pemilihnya. Para pemilih sudah mulai memperhatikan kandidat yang ada, mulai dari track record, program yang ditawarkan dan banyak lainnya. Tentu dalam memilih banyak sekali factor yang akan menentukan jatuhnya pilihan di hari H nanti. Untuk pemilih tipikalnya banyak, secara umum ada tiga kriteria pemilih. Pertama Pemilih Tradisional cenderung memilih berdasarkan ikatan emosional atau loyalitas terhadap partai, tokoh politik, atau figur tertentu. Kedua Pemilih rasional cenderung mempertimbangkan pilihan mereka berdasarkan analisis terhadap program, kebijakan, dan kinerja calon atau partai politik. Terakhir adalah Pemilih Swing atau Mengambang, pemilih ini belum memiliki afiliasi politik yang tetap dan bisa berubah-ubah dalam menentukan pilihan. 

Warga Muhammadiyah Kudus sebagai bagian pemilih mensikapi kontestasi pilkada ini dengan bersemangat dan memandang pilkada ini jauh ke depan yaitu untuk mewujudkan Kudus yang mencerahkan dan berkemajuan. Langkah yang diambil oleh warga Muhammadiyah Kudus adalah melakukan dialog dengan para semua kontestan Calon Bupati dan Wakil Bupati. Hanya saja dalam melakukan dialog Muhammadiyah Kudus memulainya dengan bekal yang konkrit, yaitu hasil survey internal di warga Muhammadiyah Kudus. Hasil survey ini menjadi modal social yang berharga dalam berdialog dengan para kontestan. Warga Muhammadiyah sudah menempatkan dirinya sebagai partner pemerintah ke depan sebelum Calon Bupati dan Wakil Bupati sudah terpilih. Sehingga siapapun yang terpilih sudah mendapatkan nasehat penting untuk mengarahkan pembangunan 5 tahun ke depan. Selain itu proses pengawalan pembangunan Kudus sudah dimulai sejak hasil survey disampaikan pada saat mereka masih menjadi calon kepala daerah.

Baca juga :  Dukung Senior Care, PD Aisyiyah Kudus Santuni Ratusan Lansia

Hasil survey yang dilakukan oleh Pimpinan Muhammadiyah Kudus melalui Mini Survey internal yang berlangsung dari tanggal 20 Agustus hingga 20 Sept 2024, telah menjangkau responden hingga seluruh kecamatan di Kudus dengan jumlah yang cukup besar yaitu sebanyak 1.033 responden. Ada empat bidang area yang disurvey yaitu bidang Pendidikan, bidang Kesehatan, bidang social dan lingkungan. Selain itu juga responden menjawab tentang tingkat kepuasan pelayanan public dan kriteria kepemimpinan yang diharapkan oleh responden. Tentu Survei hanya sebatas alat untuk dapat berperan penting dalam memahami/menjelaskan opini publik yang ada. Selain itu juga dapat membantu kandidat atau partai politik untuk merumuskan arah pembangunannya kedepan nantinya. Manfaat lain dari survei yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah Kudus memungkinkan kandidat mengetahui preferensi pemilih, mengidentifikasi isu-isu kunci, dan bisa mensikapinya dalam kebijakan public yang akan dikeluarkan.

Baca juga :  Bangga dengan Resonansing Muhammadiyah Kota Semarang

Lalu apa yang jadi harapan warga Muhammadiyah di Kudus terhadap calon kepala daerah yang terpilih nanti? Hampir sebanyak 44,3% atau sejumlah 457 responden mengatakan kepuasan dan kondisi pelayan public biasa saja dan yang menjawab puas dan sangat puas sebanyak total 41,9%. Sisanya mengatakan tidak puas. Ini artinya para calon Kepala Daerah perlu menyiapkan program untuk meningkatkan pelayanan public di Kudus. Untuk bidang-bidang yang tidak puas di dominasi di bidang linkgkungan hidup sebesar 31.9%, disusul dengan bidang social sebesar 29.5% dan bidang Pendidikan sebesar 12,7%. Ini artinya kesadaran responden terhadap isu lingkungan cukup besar. Hal ini didasari dengan adanya beberapa kejadian di Kudus terkait dengan lingkungan ternyata memiliki dampak yang cukup signifikan untuk dijadikan sebagai pesan atau harapan ke pemimpin mereka nanti setelah mereka terpilih. Terakhir harapan tipikal kepemimpinan yang dibutuhkan untuk lima tahun kedepan. Responden menjawabnya dengan 43,4% menginginkan Pemimpin yang anti korupsi dan 19,5% menginginkan Pemimpin yang inovatif dan kreatif. Tentu adanya kepemimpinan yang anti korupsi dapat menjadikan roda pembangunan berjalan dengan efesien efektif dan ekonomis serta mempercepat laju kemajuan social ekonomi di Kudus. Setelah itu adanya pemimpin yang inovatif dan kreatif dalam pemerintahan akan membuat Kota Kudus bisa berprestasi atau semakin trengginas hasil pembangunannya. Walau dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki.

Baca juga :  Bazar Tim KKN Mahasiswa UMKU Sajikan Produk Karya Mahasiswa

Hasil survey di atas akan menjadi dasar pembuktian bahwasanya persepsi dan kesadaran yang dimiliki para responden bisa tersampaikan kepada pemerintah dan terutama calon kepala daerah terpilih nanti. Tentu besarnya pemilihan atas survey ini akan menjadi nilai/bobot terbesar yang perlu diperhatikan untuk bisa diatasi atau direspons dalam waktu dekat. Jika ini bisa langsung ditindaklanjuti tentu akan menjadi jackpot kepuasan masyakat yang semakin puas. Pemerintah pun menjadi lebih open dalam Menyusun rencana pembangunannya karena kondisi actual yang dialami warga telah dipotret oleh Muhammadiyah. Tentu yang dilakukan Muhammadiyah ini adalah hal biasa dalam adab dialog bernegara dengan pemeintah. Muhammadiyah akan menjadi partner dan kawan kritis guna mewujudkan Kudus yang Berkemajuan dan Mencerahkan. Salam Tulisan berikutnya adalah bagaimana harapan Muhammadiyah dalam bidang Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan dan Sosial guna membangun Kudus yang berkemajuan dan mencerahkan? Bagaimana kontribusinya Muhammadiyah Kudus mengatasi hal tersebut? Akan disajikan dalam tulisan berikutnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *