Muriamu.id, Yogyakarta – DPD IMM DIY melalui bidang Tabligh Dan Kajian Keislaman (TKK) selenggarakan Sekolah Da’i sebagai program awal dari Pusat Studi Agama yang dilaunching Prof Haedar Nashir pada 14 Maret 2022.
Program ini dilaksanakan sejak 15-17 Juli 2022 dengan tema “Sekolah Da’i: Mencetak Ulama Intelektual.”
Peserta Sekolah Da’i berjumlah 20 orang kader terbaik dari seluruh cabang yang ada di Indonesia.
Dalam program ini turut hadir Prof Abdul Mu’ti, Prof Yudian, Prof Wawan Gunawan, Ikhwan Ahada, Saptoni, Dr. Okrisal dan Pradana Boy selaku pemateri.
pada pembukaan acara, Akmal Ahsan (Ketua Umum DPD) mengatakan hadirnya pusat studi agama, sebagai wadah inkubasi yang akan melahirkan Ulama-intelektual dan Intelektual-Ulama.
“Keberadaan Pusat studi agama, harapannya mampu menjadi wadah inkubasi bagi para intelektual-ulama dan ulama-intelektual pada ranah publik.” Ucapnya
Akmal juga menyoroti persoalan dakwah pada saat ini yang cenderung konservatif dan sering kali menyalahkan salah satu kelompok ketika berbeda pendapat.
Sementara itu prof Abdul Mu’ti sebagai pemateri menyampaikan da’i pada masa sekarang ini harus memiliki penampilan yang menarik.
“Da’i merupakan seseorang yang berpenampilan menarik dan harus serba bisa dengan konsep kerang keilmuan.” Terangnya
Selanjutnya, melihat realitas dakwah saat ini Prof Abdul Mu’ti mengatakan bahwa sering kali dakwah kita sebatas verbalistik dan menakut-nakuti.
“Sekarang ini, dinamika dakwah umat Islam menawarkan sesuatu dengan sifat verbalistis, tapi harus lebih dari itu, maka dakwah harus membuat umat percaya diri bukan menakut-nakuti dengan nilai agama sehingga membuat umat tidak percaya diri dan sering kali menyalahkan orang lain atas ketidak percayaan kita.” Tutupnya.
Sumber : infomu
Editor : zain