Muriamu.id, Kudus- Beberapa hari ini suasana politik di Indonesia mulai menghangat. Sejumlah partai politik menggelar konsolidasi untuk menjaring aspirasi masyarakat, termasuk calon presiden dan wakil presiden untuk Pemilu 2024. Salah satunya Partai Amanat Nasional (PAN).
Seminggu terakhir, partai yang dipimpin oleh Zulkifli Hasan ini mulai menjaring aspirasi dari daerah. Lima hingga sepuluh nama direkomendasikan oleh masing-masing DPD untuk selanjutnya digodog oleh DPP PAN yang bersama Golkar dan PPP telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu.
Munculnya Nama Kejutan
Selain nama yang banyak beredar seperti Zulkifli Hasan, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Erick Thohir, dan Sandiaga Uno, muncul juga nama lain dari kalangan Muhammadiyah, yaitu Ketum Prof Haedar Nashir dan Sekum Prof Abdul Mu’ti. Mereka disebut memiliki kapabilitas untuk memimpin Indonesia.
Nama yang terakhir disebut cukup mengejutkan. Pasalnya nama Prof Mu’ti tidak pernah beredar dalam survey manapun. Hanya saja, namanya memang pernah mencuat beberapa waktu karena menolak jabatan wakil menteri hingga kritik satir soal wacana presiden tiga periode.
Diantara DPD PAN yang mengusulkan namanya antara lain DPD PAN Kudus, Gresik, Kepulauan Seribu dan DPD PAN Kota Yogyakarta.
Tanggapan Prof Mu’ti
Saat dihubungi muriamu.id terkait rekomendasi Capres dari berbagai daerah ini, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan setengah berkelakar bertanya balik, “apakah harus dijawab?”
Baru setelah didesak, akhirnya beliau menjawab agak serius.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada beberapa DPD PAN yang menominasikan saya sebagai salah satu alternatif calon presiden dan wakil presiden. Itu suatu kehormatan besar bagi saya.” jawabnya.
“Akan tetapi, saya bukanlah figur yang tepat untuk dua posisi yang sangat tinggi. Saya tidak memiliki kompetensi dan tidak mumpuni. Banyak figur lain yang lebih siap dan mampu memimpin Indonesia baik sebagai presiden atau wakil presiden.” pungkasnya.
-sam elqudsy