Muriamu.id, Kudus – Perkembangan dakwah digital Muhammadiyah saat ini semakin berkembang ke arah positif. Website resmi maupun yang berafiliasi dengan Muhammadiyah semakin banyak jumlahnya dan semakin variatif isinya. Salah satunya adalah muriamu.id yang secara geografis berasal dari Kabupaten Kudus.
“Muriamu mengusung tagline portal lokal berkemajuan, selain memberitakan kegiatan Muhammadiyah di semenanjung muria, kami juga menampilkan opini, gagasan dan ide demi kemajuan Muhammadiyah,” sebut Affan Wazzar Achmad dalam sambutannya membuka acara.
Selain menjadi portal berita, muriamu.id juga berkomitmen mengembangkan kemampuan untuk mengekplorasi ide dan menuangkannya ke dalam tulisan. Hal ini dibuktikan dengan digelarnya event #KopdarMuriamu yang digelar untuk pertama kalinya kamis malam (14/07). Dimana dalam kesempatan kopdar pertama menghadirkan Arif Nur Kholis, manajer Pusat Syiar Digital Muhammadiyah.
Tantangan Pengembangan Media Digital Muhammadiyah
Dalam pandangan Arif, media resmi maupun afiliasi Muhammadiyah selayaknya tidak hanya sekadar media yang menyebarkan rilis saja, dimana isinya sama persis dengan media lain atau hanya mengganti judul saja dengan yang lebih bombastis. Namun juga harus menegakkan kaidah jurnalisme dan orisinalitas dalam pemberitaan.
“Liputan yang disajikan jangan hanya memberitakan kegiatan saja, namun juga menampilkan ide yang muncul dalam momen tersebut sehingga memiliki nilai lebih dalam pemberitaan,” jelasnya.
Arif menambahkan tantangan media di era digital saat ini bukan pada kegiatan produksi, tetapi pada penyebaran informasi melalui media.
“Di zaman revolusi industri 4.0 menjelang 5.0, jurnalisme digerakkan oleh buzzer, sebuah berita benar bisa kalah dipercaya orang karena adanya otomatisasi media penyebaran berita,” jelasnya.
Karena itu, Arif menyarankan agar media afiliasi Muhammadiyah mengembangkan influencer, baik mikro influencer maupun makro influencer sehingga ide dan pemikiran Muhammadiyah bisa diterima khalayak secara luas dan tidak tenggelam di tengah derasnya arus informasi.
Dalam paparan selanjutnya, Arif menjelaskan bahwa demografi penduduk Indonesia yang terbesar saat ini adalah generasi Z (lahir tahun 1997-2012) sebesar 27,94% diikuti dengan milenial (lahir tahun 1981-1996) sebesar 25,87%. Dalam pengembangan dakwah di era jurnalisme digital ini, Arif menyarankan agar media afiliasi Muhammadiyah melakukan segmentasi pasar dan melakukan penetrasi melalui media sosial sesuai segmen yang disasar. “Jangan semua disasar, karena agak sulit,” jelasnya.
“Selanjutnya, setelah memilih segmen lakukan penetrasi melalui media sosial sesuai kelompok yang disasar, misalnya menyasar gen Z ya fokuskan penetrasi di instagram, dan sebagainya,” imbuhnya.
Kegiatan #kopdarmuriamu yang didukung oleh Lazismu Kudus dan SD Muhammadiyah Birrul Walidain Kudus ini diikuti sekitar 30 peserta secara online yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Kopdar selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2022 dengan materi teknis menulis dan 28 Juli 2022 dengan materi teknik menggali informasi, keduanya dilakukan secara online. Kopdar terakhir dengan tema kolaborasi media akan dilaksanakan di Kudus pada awal Agustus 2022 secara luring. Bagi yang ingin menyimak kembali acara #kopdarmuriamu1 dapat disimak pada video berikut https://youtu.be/1KJTiLWXxvA.
Reporter: Sam Elqudsy
Redaktur: Sam Elqudsy