Opini

Dakwah Bil Hal dalam Organisasi Muhammadiyah

Oleh:
Afif Khuswanto SHI
(Guru Kemuhammadiyahan SD Muhammadiyah 22 Surabaya)

Muhammadiyah adalah organisasi kemasyarakatan yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912. KH. Ahmad Dahlan dalam mendirikan organisasi ini tidak terlepas dari keadaan pada saat itu baik dilihat dari segi internal maupun ekaternal yang ada di kampung Kauman Yogyakarta.

Animismisme dan dinamisme sangatlah kental dimasyarakat sehingga walaupun sudah beragama Islam akan tetapi masih percaya kepada benda (keris, akik) yang dianggap mempunyai kekuatan. Ataupun pergi ke pohon keramat untuk minta pertolongan dan perlindungan.

Disamping itu juga adanya kristenisasi yang dilakukan oleh penjajah belanda yang datang di pulau jawa. Dari persoalan inilah kemudian KH. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk mengembalikan ajaran Islam sesuai yang diajarkan oleh nabi Muhammad Saw.

Baca juga :  Peran Madrasah Ibtidaiyyah Muhammadiyah Bae dalam Membangun Generasi Berkarakter Islami

Pendekatan dakwah yang dilakukan oleh organisasi Muhammadiyah adalah dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar yaitu mengajak untuk berbuat baik dan mencega untuk berbuat keji. Beramar ma’ruf nahi munkar ini kemudian menjadi cerminan hidup bagi seluruh kader persyarikatan. sesuai dengan surat Ali Imran ayat 104 yang artinya :

Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar.

Menurut Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur’an Universitas Islam Madinah mengenai tafsiran surat Ali Imran 104 adalah bahwa Allah menekankan kewajiban keberadaan segolongan kaum muslimin yang menyeru kepada Islam, mengajak kepada ketaatan dan melarang kemaksiatan. Orang-orang yang mendapat derajat yang tinggi yang melakukan amalan ini adalah orang-orang yang akan meraih surga.

Baca juga :  Kodrat Manusia II

Dimasa awal Muhammadiyah berdiri Muhammad Soejak misalkan sudah berfikir untuk mendirikan PKO Muhammadiyah dan juga panti asuhan sebagai penyempurnaan dari tafsiran surat Al-Ma’un yang diajarkan oleh KH. Ahmad Dahlan. Oleh karena itu dakwah secara nyata pada organisasi Muhammadiyah sudah mendarah daging.
Mengenai hal tersebut diatas maka, dakwah muhammadiyah sesunguhnya mengarah kepada rahmatan lil alamin.

Dakwah sendiri terbagi dua yaitu bil lisan dan bil hal. Bil lisan adalah dakwah yang dilakukan dengan cara ceramah kajian dialog keagamaan demi memperdalan ilmu agama. Sedangkan, bil hal adalah dakwah secara nyata misalkan, dakwah dibidang sosial, kesehatan, dan pendidikan.

Baca juga :  Sekolah yang Dinamis

Dalam penulisan tentang dakwah di organisasi Muhammadiyah penulis hanya berkonsentrasi pada dakwah bil hal. Mengapa demikian, dikarenakan memang dalam perkembangan Muhammadiyah sejak berdiri sampai sekarang emang memikirkan tentang dakwah dirana sosial, pendidikan dan kesehatan. Hal itu terbukti dengan banyaknya gedung yang didirikan oleh muhammadiyah misalkan sekolah, rumah sakit, panti asuhan dll, yang itu semua bisa dikatakan sebagai AUM atau Amal Usaha Muhammadiyah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *