Oleh : Aura Canda Puspita – Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Kudus
Saat ini, penggunaan media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, digunakan oleh berbagai kalangan, mulai dari generasi muda hingga yang tua. Terlebih lagi, generasi Z, yang dikenal sebagai generasi yang tumbuh bersamaan dengan perkembangan teknologi tentunya generasi ini memiliki keterikatan yang kuat dengan media sosial. Media sosial tidak hanya menjadi sarana komunikasi dan informasi, tetapi juga tempat untuk mengekspresikan diri. Melalui media sosial, batas-batas geografis tidak lagi menjadi penghalang kita dapat berkenalan dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai daerah, bahkan lintas negara.
Manfaat media sosial sangat besar, terutama dalam memperluas wawasan dan mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Namun, media sosial juga memiliki sisi negatif yang dapat merugikan jika tidak digunakan dengan bijak, seperti penyebaran informasi palsu, cyberbullying, dan pengaruh buruk terhadap akhlak. Oleh karena itu, dikarenakan penggunaan media sosial memiliki jangkauan yang luas, khususnya bagi generasi Z yang mayoritas pengguna aktif media sosial, diperlukan pemahaman yang baik tentang batasan-batasan dalam bermedia sosial. Sebagai umat Muslim, nilai-nilai Islam dari Quran dan Hadis dapat menjadi pedoman penting agar penggunaan media sosial tidak hanya bermanfaat tetapi juga tetap sesuai dengan prinsip-prinsip agama.
Al-quran dan hadis adalah pedoman umat muslim dalam menjalani kehidupan didunia sekaligus mengejar kebahagiaan di akhirat, Al-quran dan hadis akan selalu relevan sepanjang masa karena di dalamnya terdapat ajaran-ajaran yang bersifat universal dan mencakup seluruh aspek kehidupan maka dari itu Al-quran dan hadis dapat terus diterapkan di berbagai zaman dan situasi. Seperti saat ini, perkembangan teknologi yang pesat membuat kita tidak terhindarkan dari banyaknya dampak positif dan negatif bermedia sosial, di al-quran dan hadis memiliki nilai-nilai yang berpegang teguh dalam menegakkan kejujuran, tanggung jawab dan berakhlak mulia. Agar kita terhindar dari dampak negatif bermedia sosial kita perlu pelajari bagaimana etika dalam bermedia sosial khususnya dalam ajaran Al-quran dan hadis.
Dalam surah al-hujurat yang berbunyi :
يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جاءَكُمْ فاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْماً بِجَهالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلى ما فَعَلْتُمْ نادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al-Hujurat: 6)
Dalam surah ini Allah memerintahkan umatnya untuk memeriksa kebenaran jika mendapatkan sebuah informasi agar tidak terjadi kesalahpahaman yang nantinya akan merugikan suatu pihak, seperti dalam bermedia sosial, kita harus selektif dalam memilah informasi apakah informasi tersebut betul atau tidak agar kita terhindar dari penyebaran hoaks atau informasi yang menyesatkan yang nantinya akan merugikan diri kita sendiri ataupun orang lain.
Selain itu dalam salah satu hadis Bukhari dan Muslim yang berbunyi :
عن أبي هريرة رضي الله عنه، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: “من كان يؤمن بالله واليوم الآخر، فليقل خيرًا أو ليصمت …. ” (رواه البخاري ومسلم)
Dari Abi Hurairah ra dari Rasulullah saw beliau bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Di media sosial kita sering kali menemukan banyak komentar negatif, sekarang jika diposisikan sebagai penerima komentar negatif itu, bagaimana perasaanmu jika menemukan banyak komentar jahat tentang dirimu? sudah pasti rasanya akan menyesakkan, maka dari itu Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya agar bertutur kata yang baik, ini mirip dengan pepatah yang mengatakan “Lidahmu adalah harimaumu” maksud pepatah dan maksud hadis ini adalah kita sebagai manusia harus bisa menjaga lisan karena kata-kata yang kita lontarkan memiliki peran besar bagi orang lain, kata-kata yang kita lontarkan bisa mempengaruhi perasaan dan hubungan kita di lingkungan sekitar bahkan di media sosial. Dalam islam berbicara baik dapat menentukan bagaimana akhlak seseorang, dengan berbicara baik kita bisa menciptakan hawa yang positif dan harmonis, kita bisa terhindar dari konflik dan mempererat hubungan sosial.
Dengan adanya salah satu contoh kutipan surah dari al-quran dan hadis itu menjadi bukti bahwa al-quran dan hadis bisa dijadikan pedoman dalam bermedia sosial, kita sebagai umat muslim khususnya generasi z yang tumbuh berdampingan dengan perkembangan teknologi tentunya harus lebih bijak dalam bermedia sosial, dalam kegiatan sehari-hari dalam bermedia sosial kita bisa melakukan berbagai cara untuk menciptakan dunia media sosial yang nyaman, yaitu :
- Mencari kebenaran suatu informasi yang didapat sebelum mempercayainya (tabayyun). Salah satu sikap ini tercermin pada surah yang terdapat di al-Quran yaitu surah al-hujurat ayat 6, saat ini kita dengan mudah bisa mendapatkan banyak informasi, tetapi tidak jarang pula informasi yang kita dapat berupa hoaks, dengan memilah informasi yang kita dapat kita bisa terhindar dari informasi palsu yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.
- Selalu menggunakan media sosial untuk menyebarkan kebaikan. Di dalam agama islam kita selalu diajarkan untuk menyebar kebaikan. Dengan adanya media sosial yang memiliki jangkauan yang sangat luas kita sebagai generasi z mempunyai peluang untuk menyebarkan informasi yang bermanfaat, contohnya berdakwah, edukasi tentang keagamaan ataupun kesehatan dan juga menginspirasi orang lain.
- Selalu menjaga ketikan agar tidak melukai orang lain. Di dalam media sosial kita bisa dengan mudah mengetikkan apapun sesuai dengan kemauan kita, tetapi apakah kalian sadar bahwa ketikan tersebut bisa berdampak besar bagi orang lain? Kata-kata yang kita sampaikan melalui tulisan bisa berdampak besar bagi perasaan dan pikiran orang yang membacanya, maka dari itu kita perlu senantiasa menjaga ketikan dan berkomunikasi dengan bijak, agar tidak menyakiti orang lain.
- Mendukung konten positif dan bermanfaat. Kita sebagai generasi Z dapat mendukung konten yang menginspirasi, mengedukasi dan memberikan banyak manfaat bagi penonton nya, dengan adanya konten ini dapat membuat orang lain ikut merasa positif dan bertindak hal serupa. Hal ini merupakan salah satu ajaran agama islam yaitu saling mendukung dalam kebaikan dan menjauhi perbuatan buruk.
Generasi Z yang hidup berdampingan dengan perkembangan teknologi tentu memiliki peran penting dalam menjaga ruang dunia maya yang harmonis, generasi Z berkontribusi dalam menciptakan lingkungan sosial yang positif terlebih di media sosial dengan cara :
- Melaporkan konten yang tidak pantas.
- Tidak menyebarkan berita hoaks.
- Berinteraksi dengan pengguna sosial media dengan bijak.
- Menjaga privasi orang lain dan diri sendiri.
- Menjaga ketikan.
- Tidak terlibat konflik yang tidak perlu.
- Bersikap netral jika terjadi propaganda.
- Membuat konten yang edukatif serta bermanfaat
- Menghindari komentar negatif.
- Mendukung konten-konten positif.
Saat ini media sosial menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi generasi Z. Media sosial memiliki banyak peran dalam kehidupan, contohnya untuk sarana berkomunikasi dan juga sebagai hiburan, dengan adanya media sosial juga kita bisa lebih mudah memperoleh informasi tanpa terbatas jarak dan waktu, dengan itu wawasan kita akan lebih luas. Tetapi media sosial juga memiliki banyak dampak negatif jika kita tidak menggunakannya dengan bijak, contohnya penyebaran informasi palsu, komentar negatif, cyberbullying, dan konten-konten yang dapat membawa pengaruh buruk.
Sebagai umat muslim kita mempunyai pedoman dalam menjalani kehidupan, yaitu Al-Quran dan hadis, di dalamnya memiliki nilai-nilai yang selalu relevan dari zaman ke zaman, seperti bersikap jujur, bertanggung jawab, dan menjaga lisan, sikap ini tentu sangat relevan dengan bagaimana cara bermedia sosial yang bijak, ajaran-ajaran ini sangat penting dalam menghindari dampak negatif dari sosial media.
Generasi Z sebagai pengguna aktif media sosial memiliki tanggung jawab yang besar untuk menciptakan suasana media sosial yang damai dan aman dengan cara menyebarkan informasi yang bermanfaat, tidak terlibat konflik yang tidak perlu, senantiasa menjaga ketikan agar tidak menyakiti orang lain, bertanggung jawab dengan apa yang disebarkan, menghindari komentar negatif serta menjaga etika dalam berkomunikasi. Generasi Z dapat berkontribusi untuk menciptakan dunia maya yang positif dengan memegang pedoman islam agar berdampak positif bagi diri sendiri dan orang lain.
Daftar Pustaka
- Pengadilan Agama Sukadana. (n.d.). Fatwa MUI Mengenai Hukum dan Pedoman Bermedia Sosial. Diakses pada 17 Desember 2024, dari https://www.pa-sukadana.go.id/hikmah-tausiyah/204-fatwa-mui-mengenai-hukum-dan-pedoman-bermedia-sosial.
- Perpustakaan UAD. (n.d.). Adab Bersosial Media dalam Pandangan Islam. Diakses pada 17 Desember 2024, dari https://perpustakaan.uad.ac.id/adab-bersosial-media-dalam-pandangan-islam/.