Wildan Sule Man*
Apa yang terbayang dalam pikiran saudara bila mendengar Argentina? bila pertanyaan itu diberikan kepada saya, maka setidaknya ada tiga jawaban sesuai pengalaman saya mengenai negeri itu, Pertama, tentang benderanya yang cukup unik yakni berwarna biru langit dan warna putih, dibagian tengahnya tergambar matahari berwarna kuning bercorak wajah manusia yang sedang bersinar dengan pesona keramahan. Kedua, Tentang perang seru antara Argentina dan Inggris “merebutkan” pulau Malvinas pada tahun1982, sangking tenarnya perang itu, “malvinas” dijadikan nama Grup Dangdut di kampung saya, Ketiga, Tentang tokoh sepakbolanya yang bernama Diego Armando Maradona, sosok nyentrik yang sukses menghantarkan Argentina menjadi juara dunia di gelanggang World Cup 1986.
Ternyata kesuksesan tahun1986 lalu terulang kembali di tahun 2022 ini, maka menjadi “layak” jika 2022 adalah tahun milik Argentina, dan jika boleh saya memberikan gelar, maka Argentina adalah “Country of the years” dalam jagad sepakbola tentunya, dan saya kira gelar itu tak berlebihan, sebab dengan perjuangan, dukungan, optimisme, soliditas dan kepercayaan diri serta semangat penuh, “La Albiceleste” julukan timnas Argentina mampu menjadi juara dunia 2022 sekaligus memberikan gelar sang Kapten Leonel Messi sebagai pemain terbaik diajang empat tahunan itu.
Kemenangan itu dirayakan oleh warga Argentina secara luar biasa, Pesta kebahagiaan tampak meriah di ibu kota Buenos Aires, dan kota kota lain. Kebahagiaan yang dirasakan oleh seluruh warga Argentina sekaligus menjadi penyemangat hidupnya, “Sebab saat ini ketika kebahagiaan hadir, negeri Argentina sedang sengsara, Ekonomi naik turun, masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan” kata seorang Warga Argentina. Bahkan kantor berita AFP menginformasikan sekitar 45 persen dari 45 juta populasi di Argentina hidup dibawah garis kemiskinan, disisi lain negara ini juga tengah mengalami penurunan nilai mata uang dan rakyat kian sengsara. Dan menurut laporan jurnal Politico, inflasi di Argentina mencapai hampir 100 persen pada tahun 2022.
Melihat ulasan diatas saya teringat akan dua kutub hidup, tentang ada gembira ada pula sedih. Jika kemudian kita coba melihat apa yang sedang dialami negeri Argentina, mereka sedang bahagia atas kemenangan tim kesayangannya namun disisi lain kesedihan juga sedang mendera negerinya. Harapannya kemenangan ini menjadi modal bagi warga Argentina untuk semangat menatap masa depannya yang lebih baik, mencoba mengambil mengambil ruang ruang positif dari tuan rumah piala Dunia 2022, Kembali bukan sekedar membawa oleh-oleh kemenangan dan piala emas kebesarannya, tapi membawa pula kenang kenangan dan “buah tangan” dari negeri Qatar, negeri dengan lantunan adzannya sebagai undangan agung melaksanakan ibadah, tentang sikap keramahan dan penghormatan rakyat Qatar kepada para tamu tamunya, serta tentang budaya anti minuman beralkohol yang berefek pada kenyamanan dan keamanan hidup.
Itulah barangkali sesuatu yang bisa memberikan sedikit penawar rasa kesedihan akibat krisis yang sedang dialami Argentina. Lantas sayapun bertanya, Mengapa bisa terjadi krisis disebuah negeri yang sebenarnya bisa menentukan nasib dan masa depannya sendiri, baik itu budaya, ekonomi dan politiknya? apakah karena tergantung atau “dipaksa” untuk tergantung dengan negeri negeri pemodal, hingga terpenjara ekonominya oleh kebijakan kebijakan negara asing ataupun lembaga lembaga asing, berdalih memberi modal pembangunan namun nyatanya semua itu berbentuk hutang yang mencekik, lantas ter”budak” pula moneternya oleh mata uang negeri pemodal?, ah entahlah, Saya tak mengerti akan itu semua.
yang terpenting saat ini saya ikut bahagia, tentunya atas Juara yang diraih negeri sang Diego Armando Maradona pemain kesukaan saat usia saya enam tahun, Akhirnya Untuk melengkapi kebahagiaan atas gelar juara yang di raih Argentina, Saya ucapkan, Selamat bahagia, bergembiralah dan tersenyumlah, secerah wajah matahari kuning yang tergambar ditengah bendera kebesaran negara Argentina, Wallahu a’lam bishowab.
*Penulis Amatir.