NewsPopuler Kudus

Agar Wawasan Kebangsaan Tak Luntur, Ini yang Harus Dilakukan Angkatan Muda

muriamu.id, Kudus – Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Kudus bekerjasama dengan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah menggelar Sosialisasi Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara Bagi Generasi Penerus Bangsa pada hari Senin (25/7) di SMK Muhammadiyah Kudus. Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kudus Achmad Hilal Majdi memberi wejangan khusus kepada Angkatan Muda Muhammadiyah yang hadir dalam kesempatan tersebut.

Beliau menyampaikan soal konsep berbangsa dan bernegara khas Muhammadiyah: Darul ‘Ahdi Wa Syahadah yang merupakan hasil Muktamar 47 di Makasar.

Baca juga :  Daftar 11 Formatur Terpilih PDM Kudus Periode Muktamar 48

“Wawasan kebangsaan tentu sudah tidak asing bagi Muhammadiyah, tidak ada yang meragukan perjuangan warga Muhamamdiyah dalam memperjuangkan dan mempertahankan Negara Indonesia, kita meyakini bersama Indonesia sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah, yang artinya Negara kesepakatan dari perjanjian yang disepakati oleh para founding fathers kita, dimana bangsa Indonesia yang beragam dan bersepakat unutk menjad satu negara, satu bangsa.” tegasnya.

“Semangat untuk bagaimana kita berpijak pada kekuatan bangsa sendiri, semangat perlawanan terhadap penjajah itu sampai ke akar-akarnya, njobo jero, bukan soal persolan kafir mengkafirkan tapi persoalan yang lebih filosofis dari semangat berjuang itu sendiri. Maka pada masa itu banyak kaum santri termasuk kaum santri Muhammadiyah tidak mau memakai celana, misalnya. Termasuk soal bahasa, kita dijajah lama tapi tidak bisa berbahasa Belanda.” Lanjutnya.

Baca juga :  Pemuda Muhammadiyah Kudus Launching Sekolah Politik

Beliau mengapresiasi acara ini karena sesugguhnya wawasan kebangsaan memang dinamis, begitu pula tentang semangat bela Negara yang mesti selalu dikembangkan.

“Dalam konteks dinamika itu sendiri maka pendidikan itu bisa dilakukan dengan pembiasaan, dengan berkali-kali expose terhadap wacana-wacana yang berkembang, karena memnag kehidupan itu sesungguhnya repetition (pengulangan) dan berbasis pada kebiasaan. Harapan saya tentu atas dasar pemikiran metodologi pembiasaan dan kebiasaan itu acara ini tidak hanya sekali saja sekali dilakukan, tapi ada kegiatan-kegitan lain yang menyusul dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik.” tutupnya.

Baca juga :  Catatan Kecil II : Mbak Cicik

Kontributor: Ghofur

Redaktur:Ghofur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *